Berita Pendidikan
Ini Terobosan Baru Pemprov Jateng, Bikin Sekolah Virtual Buat Anak Putus Sekolah, Begini Teknisnya
Setidaknya ada 45 ribu anak di Jawa Tengah yang tidak sekolah atau putus sekolah karena permasalahan biaya. Itu alasan dibuat program sekolah virtual.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Upaya menciptakan sekolah tanpa sekat terus dilakukan Pemprov Jateng.
Konsep sekolah tanpa sekat ini merupakan program yang dicantumkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemprov Jateng.
Tujuannya, untuk memberikan kesempatan secara luas kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan pendidikan, tanpa ada batasan pembiayaan, status sosial, dan ekonomi.
Baca juga: 14 Nama Calon Komisioner KPID Jateng Sudah Dikantongi, DPRD: Segera Kami Gelar Fit and Proper Test
Baca juga: Galakkan Jogo Santri di Jateng, Gus Yasin Minta Ponpes Mau Lakukan Lockdown
Baca juga: Tekan Angka Kematian di Jateng, Ganjar Minta RS Rujukan Beri Perhatian Serius Pasien Komorbid
Baca juga: Gubernur Ganjar Klaim Jateng Sudah Susun Peta Bencana, Hadapi Musim Penghujan Hingga Maret 2021
Termasuk dalam kaitannya gender maupun disabilitas.
Semuanya mendapat kesempatan dan hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.
Kali ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengadakan sekolah virtual untuk siswa yang putus sekolah di provinsi ini.
Siswa SMP yang tidak bisa melanjutkan ke level SMA bisa mengikuti sekolah virtual ini.
Untuk tahapan awal, sekolah virtual dibuka di dua tempat, yakni di SMA Negeri 3 Brebes dan SMA Negeri 1 Kemusu Boyolali.
Ganjar menerangkan, ide awal pembuatan sekolah virtual ini untuk memberikan semua anak- anak kesempatan belajar.
Banyak anak- anak yang tidak melanjutkan sekolah atau berhenti sekolah, karena alasan biaya.
"Maka kami buat konsep sekolah virtual ini, agar mereka yang tidak sekolah atau berhenti sekolah karena faktor ekonomi, tetap bisa sekolah dengan baik."
"Akan kami dampingi dan bantu mereka melanjutkan cita- citanya," kata Ganjar kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (13/10/2020).
Sekolah virtual itu diampu sekolah negeri di SMA Negeri 3 Brebes dan SMA Negeri 1 Kemusu Boyolali yang masing- masing ada 36 siswa dalam satu rombongan belajar.
Meskipun virtual, tetap harus ada sekolah yang mengampu sehingga proses belajar mengajar yang didapat bisa tetap memenuhi standar pendidikan nasional.
Model pembelajaran dan penilaian dilakukan secara virtual mandiri melalui modul dan video.