Konflik Armenia Azerbaijan

Doakan Warga, Paus Fransiskus Sesalkan Rapuhnya Gencatan Senjata Armenia dan Azerbaijan

Gencatan senjata itu terjadi pada Sabtu (10/10/2020). Paus pun mendoakan warga di wilayah konflik.

Editor: rika irawati
KOMPAS.COM/AP/Divisione Produzione Fotografica
Paus Fransiskus merayakan Misa di ruang bawah tanah Basilika Santo Fransiskus, di Assisi, Italia, Sabtu, 3 Oktober 2020. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, VATICAN CITY - Armenia dan Azerbaijan sepakat mengadakan gencatan senjata atas pertikaian di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. Namun, Paus Fransiskus menyesalkan rapuhnya gencatan senjata dua negara itu lantaran segera terjadi pertempuran setelah beberapa jam gencatan senjata disepakati.

Gencatan senjata itu terjadi pada Sabtu (10/10/2020). Paus pun mendoakan warga di wilayah konflik.

Wilayah yang disengketakan adalah daerah kantong etnis Armenia di Azerbaijan, rumah bagi sekitar 150.000 orang, yang melepaskan diri dari kendali Azerbaijan dalam perang tahun 1990-an dan menewaskan sekitar 30.000 orang.

Berbicara setelah doa Angelus di Roma, Sri Paus Fransiskus menyambut gencatan senjata itu, tetapi menambahkan bahwa, "Gencatan senjata terbukti terlalu rapuh," lapor kantor berita Vatikan yang dikutip AFP, Minggu, (11/10/2020).

23 Warga Sipil dan Militer Tewas Akibat Pecahnya Perang Azerbaijan-Armenia

Kontak Senjata Armenia dan Azerbaijan Makin Sengit

Kemenlu Pastikan 141 WNI di Azerbaijan Selamat di Tengah Perang dengan Armenia

Paus Fransiskus mendesak para pemimpin dari daerah yang bertikai untuk menyelesaikan konflik "tidak melalui penggunaan kekuatan dan senjata, tetapi melalui dialog dan negosiasi."

Dia mendesak umat Kristen untuk berkumpul bersamanya dalam doa untuk perdamaian di wilayah tersebut.

"Saya berdoa dan mengajak Anda semua untuk berdoa bagi para korban dan semua orang yang hidupnya dalam bahaya," kata Paus.

Namun, harapan bahwa gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan yang ditengahi Rusia terhenti, dengan kedua belah pihak saling tuduh melakukan penembakan hebat di wilayah sipil dan meningkatkan bentrokan sengit selama dua minggu.

Tak hanya hari ini, Paus Fransiskus juga telah mendoakan wilayah yang bertikai itu sejak pertama kali kabar pecah perang sampai padanya.

Sri Paus Fransiskus pada Minggu (27/9/2020), memimpin Doa Angelus untuk perdamaian di Kaukasus.

Melansir Associated Press (AP), Paus mendesak pihak yang terlibat untuk menyelesaikan konflik melalui dialog dan negosiasi.

Tol Kahyangan Menuju Dieng Jadi Favorit Warga, Tiap Sore Ramai Remaja Pemburu Sunset

Sapa Pendukung dari Balkon Gedung Putih, Donald Trump: Bangsa Kita Akan Kalahkan Virus China Ini

Hadapi Makedonia Utara Hari Ini, Pelatih Timnas U-19 Shin Tae-yong Bakal Turunkan Elkan Baggott

"Ada berita yang mengkhawatirkan tentang bentrokan di wilayah Kaukasus. Saya berdoa untuk perdamaian di Kaukasus dan menyerukan kepada pihak-pihak yang bertikai untuk punya niat baik dan persaudaraan yang nyata, sehingga masalah dapat diselesaikan tidak melalui penggunaan kekuatan dan senjata, tetapi melalui dialog dan negosiasi," demikian ungkap Paus.

Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan pecah pada akhir bulan September, Minggu (27/9/2020), di sekitar wilayah separatis Nagorny-Karabakh dengan Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan bahwa 2 helikopter Azerbaijan ditembak jatuh.

Dimediasi Perundingan Internasional

Sementara, Armenia dan Azerbaijan sepakat melakukan gencatan senjata mulai Sabtu siang (10/10/2020), dan memulai "pembicaraan substantif" di Nagorno-Karabakh.

Kesepakatan itu diumumkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov setelah perundingan yang berlangsung 11 jam di Moskwa.

Dikutip dari AFP, Lavrov melanjutkan, pihak-pihak yang bertikai menyetujui gencatan senjata dari "jam 12.00 pada 10 Oktober dengan alasan kemanusiaan."

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga mengonfirmasi kepada AFP bahwa gencatan senjata akan dimulai Sabtu siang.

Waspada, Penipuan Modus Daftar Prakerja Beredar Lewat Whatsapp

Bertambah, 37 ASN Pemkab Kudus Positif Covid-19: 2 Orang Dirawat di Rumah Sakit

Ganjar Ajak Warga Jateng Beri Masukan Pascadisahkannya UU Cipta Kerja

Selama gencatan senjata yang dimediasi oleh Komite Internasional Palang Merah ini, kedua pihak akan bertukar jenazah dan tahanan, kata Lavrov sembari membaca sebuah pernyataan.

"Parameter konkrit dari gencatan senjata akan disepakati secara terpisah," bunyi pernyataan itu.

Diplomat top Rusia tersebut juga mengatakan, Armenia dan Azerbaijan setuju untuk mulai mencari solusi berkepanjangan atas sengketa wilayah itu.

"Azerbaijan dan Armenia memulai perundingan substantif dengan tujuan mencapai penyelesaian damai secepat mungkin," kata Lavrov kepada wartawan.

Ia menambahkan, pembicaraan semacam itu akan dimediasi oleh perunding internasional Minsk Group.

Perancis bersama dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS) termasuk bagian dari kelompok yang menengahi konflik panjang kedua negara.

Mereka berkata bisa jadi ada terobosan tapi kepastiannya masih jauh.

"Kami bergerak menuju gencatan senjata malam ini atau besok, tetapi situasinya masih rapuh," kata kantor Presiden Emmanuel Macron dalam pernyataan kepada AFP, Jumat (9/10/2020). (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Paus Fransiskus Sesalkan Gencatan Senjata yang Rapuh Antara Armenia dan Azerbaijan". 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved