Berita Klaten
Berawal dari Menemani Ayah, Jelita Ketagihan Nunggang Sapi dan Ikut Pawai di Klaten
Pawai menunggani sapi diadakan Paguyuban Nunggang Sapi Jowo Klaten di Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Minggu (11/10/2020).
TRIBUNBANYUMAS.COM, KLATEN - Pawai menunggani sapi diadakan Paguyuban Nunggang Sapi Jowo Klaten di Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Minggu (11/10/2020). Pawai ini tak hanya digandrungi mereka yang sudah berumur tetapi juga anak muda.
Namun tak sedikit dari kalangan milenial yang ikut memeriahkan acara menunggangi sapi ini.
Satu di antaranya, Jelita (16), gadis asal Kecamatan Jatinom Klaten.
Selain Jelita, acara ini diikuti 69 peserta lain dengan menaiki sapi jenis Jawa.
Saat ditemui Tribunsolo.com, Jelita mengaku senang bisa menunggangi sapi dan berpatisipasi dalam pawai tersebut.
• Tol Kahyangan Menuju Dieng Jadi Favorit Warga, Tiap Sore Ramai Remaja Pemburu Sunset
• Wisata Alam Posong Temanggung: Tawarkan Keindahan Golden Sunrise di Lembah Gunung Sindoro
• Calon Wakil Wali Kota Semarang Gunakan Contoh Surat Suara Agar Warga Paham tentang Kotak Kosong
• Kasus Ayah Bunuh Anak di Kudus: Hasil Swab Negatif, Polisi Tunggu Pemeriksaan Kejiwaan
Gadis yang masih duduk di kelas 10 ini menceritakan, keikutsertaannya dalam pawai berawal saat dia diminta menemani sang ayah hadir di acara tersebut.
"Saat itu, saya diminta bapak menemani di acara ini. Awalnya, saya biasa saja. Setelah saya mencoba menunggani sapi, saya menjadi ketagihan," ucap dia.
Sudah tiga kali ini Jelita mengikuti pawai menunggangi sapi. Ada rasa senang campur deg-degan saat dia menunggangi sapi milik orangtuanya.
"Saya baru tiga kali ikut pawai. Rasanya senang campur deg-degan," ujarnya.
Jelita mengatakan, sehari-hari, dia sering membantu sang ayah mengurus sapi-sapinya.
"Selama pandemi ini, aktivitas saya menemani bapak bekerja merawat sapi-sapi," ujarnya.
Terpisah, Ketua Paguyuban Nunggang Sapi Jowo Klaten, Haryanto, menjelaskan, pawai tersebut digelar untuk mengenalkan sapi Jawa kepada masyarakat.
"Tujuannya untuk mengenalkan sapi Jawa yang saat ini hampir punah dan kalah dengan sapi jenis simental," ujar Haryono.
• Penghuni Cukup Bayar Biaya Inap Rp 3000/Hari, Ini Sejarah Pondok Boro di Kota Semarang
• Bertambah, 37 ASN Pemkab Kudus Positif Covid-19: 2 Orang Dirawat di Rumah Sakit
• Waspada, Penipuan Modus Daftar Prakerja Beredar Lewat Whatsapp
• Tak Hanya Upaya di Lapangan, DPW PKS Jateng Juga Gelar Istigasah Meminta Pandemi Covid-19 Selesai
Menurut Haryanto, pawai menunggangi sapi ini digelar setiap pekan. "Sepekan sekali, biasanya setiap sore. Lokasinya selalu berpindah," ucap Haryono.
Menurutnya, acara tersebut juga menjadi ajang hiburan bagi masyarakat. Juga, membuat pemilik sapi tak bosan di tengah pandemi Covid-19.
Haryono berharap, lewat pawai ini, sapi Jawa bisa berkembang lagi.
"Harapan kami agar sapi Jawa ini tidak punah dan makin berkembang bersaing dengan jenis sapi lain," harapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Diminta Orang Tuannya Jaga Sapi saat Pawai, Gadis asal Klaten Ini Ketagihan Menunggangi Sapi.