Berita Kesehatan
Pentingnya Jaga Jarak, Penyebaran Virus Covid-19 Bisa Lewat Tetesan Pernapasan di Udara
Sejak masa awal pandemi Covid-19 merebak, salah satu perdebatan yang kerap muncul adalah kemungkinan virus corona menyebar lewat udara atau tidak.
Lalu, meminta orang untuk memakai masker serta membersihkan dan mendisinfeksi permukaan. Di samping itu, CDC menambahkan, seseorang harus mengisolasi diri di rumah saat terkena virus, dan menggunakan pembersih udara untuk mengurangi kuman yang ada di dalam ruangan.
Pembaruan pedoman ini mengubah istilah "sebagian orang tanpa gejala 'kemungkinan' bisa menyebarkan virus" menjadi "orang yang terinfeksi, tetapi tidak menunjukkan gejala, 'bisa' menyebarkan virus ke orang lain."
Dalil penyebaran Covid-19 lewat udara pun didukung para ahli. Para ilmuwan mencatat kemungkinan penularan virus corona melalui partikel virus di udara.
April lalu, panel ilmiah--kumpulan ahli yang mewakili suatu masalah--menuliskan surat ke Gedung Putih berisi temuan terkait virus corona.
Di sana disebutkan, Covid-19 bukan hanya menyebar dari bersin atau batuk, melainkan juga berbicara dan bernapas.
"Penelitian spesifik untuk virus corona saat ini terbatas, tetapi hasil penelitian yang ada konsisten menyebutkan penyebaran virus berasal dari pernapasan."
Begitu bunyi surat yang ditulis Dr Harvey Fineberg--mantan dekan Harvard School of Public Health, sekaligus Chair of NAS Standing Committee on Emerging Infectious Diseases and 21st Century Health Threats.
"Saat ini, penelitian yang ada mendukung kemungkinan virus corona dapat menyebar melalui bioaerosol yang dihasilkan dari pernapasan pasien," demikian bunyi surat tersebut.
Pada bulan Juli, sebanyak 239 ilmuwan menerbitkan surat untuk WHO dan organisasi kesehatan lainnya. Para ilmuwan mendesak agar WHO dan organisasi kesehatan lain di dunia lebih terbuka tentang kemungkinan orang tertular virus dari tetesan pernapasan yang ada di udara.
"Panduan dari berbagai lembaga internasional dan nasional berfokus pada mencuci tangan, menjaga jarak, dan pencegahan droplet," tulis para ilmuwan.
• 35 Kios dan 106 Los di Pasar Wage Purwokerto Terbakar, Pemkab Siapkan Bedeng Darurat bagi Pedagang
• Tambah Sembilan Orang, Klaster Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kaliwungu Kendal
• 369 Karyawan Perusahaan Produsen Printer Epson di Cikarang Positif Covid-19
Surat itu diterbitkan ke dalam jurnal Clinical Infectious Diseases. Mereka juga menilai, sebagian besar organisasi kesehatan, termasuk WHO, tidak mengakui penularan virus lewat udara, selain pusat kesehatan yang menjalani prosedur untuk menghasilkan aerosol.
"Mencuci tangan dan menjaga jarak memang tepat tetapi menurut pandangan kami, hal itu tidak benar-benar memberikan perlindungan dari tetesan kecil yang dilepaskan ke udara oleh orang yang terinfeksi virus."
Setelah surat itu terbit, WHO merilis laporan yang merinci bagaimana virus corona dapat menular dari satu orang ke orang lain.
Penularan itu termasuk melalui udara saat prosedur medis tertentu dan kemungkinan melalui udara di dalam ruangan.
Salah satu penulis surat, Donald Milton, profesor kesehatan lingkungan di University of Maryland yang mempelajari proses penularan virus, mengatakan, pedoman CDC adalah kemajuan besar.
"Saya tergerak melihat CDC memperhatikan dan bergerak dengan sains. Buktinya semakin banyak," tulis Milton dalam e-mail-nya kepada CNN.
Milton menyinggung temuan studi pracetak yang dirilis pada Agustus lalu sebagai informasi tambahan penting untuk virus corona yang berasal dari partikel aerosol yang menyebar lebih dari jarak dua meter.
"Sudah saatnya WHO mengakui kemajuan sains," kata Milton. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspadai, Ternyata Covid-19 Menyebar Lebih Mudah dari yang Dikira".