Berita Jawa Tengah
Masuki Era Kebiasaan Baru, 60 Persen Objek Wisata di Jateng Mulai Sambut Wisatawan
Dari 690 objek wisata di Jawa Tengah, 424 atau 60 persen kini sudah dibuka dan siap menyambut para wisatawan, dengan protokol kesehatan yang ketat.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Geliat pariwisata di Jawa Tengah mulai terlihat seiring berjalannya kebiasaan normal baru dengan protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Data Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, ada 424 objek wisata yang telah dibuka.
Kepala Disporapar Jateng, Sinoeng N Rachmadi menyatakan, dari 690 objek wisata di Jawa Tengah, 424 atau 60 persen kini sudah siap menerima wisatawan.
Tentunya, operasional destinasi wisata tersebut dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
• DPS Pilkada Serentak di Jateng Ada 15.559.287 Pemilih, Terbanyak di Kota Semarang
• KPU Bolehkan Konser Musik Saat Kampanye Pilkada, Gubernur Jateng: Ora Usahlah, Kanggo Ngopo
• 41 Bakal Paslon Ditegur Bawaslu Jateng, Diduga Tak Penuhi Aturan Protokol Kesehatan
• Angka Kematian Akibat Covid-19 Menurun di Jateng, Ganjar: Rumah Sakit Tetap Wajib Kerja Ekstra
"Objek wisata yang telah buka dan tersebar di sejumlah daerah itu terus dipantau agar mematuhi protokol kesehatan Covid-19."
"Yakni dengan mewajibkan pengunjung mengenakan masker, menjaga jarak, dan pembatasan pengunjung," kata Sinoeng kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (18/9/2020).
Ada 56 objek wisata lainnya yang masih melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan sebelum buka kembali.
Pelaksanaan pemantauan objek wisata yang telah buka, Sinoeng berkata, dilakukan Dinas Pariwisata kabupaten/ kota setempat.
Serta, melibatkan masyarakat melalui citizen jurnalisme atau jurnalisme warga di media sosial.
"Kami telah meminta izin kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk melibatkan citizen jurnalism yakni kekuatan sosial media."
'Namun, laporan kami respon yang menggunakan akun riil, kalau yang anonim tak jelas, atau mengandung unsur fitnah tidak kami tanggapi," jelasnya.
Bila ada pengelola objek wisata melanggar protokol kesehatan, kata dia akan ditutup sementara untuk melakukan evaluasi dan perbaikan.
Jika tidak mau melakukan perbaikan dan masih ngeyel untuk buka, dia menegaskan akan memberikan sanksi keras.
Pihaknya akan mengusulkan kepada Bupati/Wali Kota dan Gubernur untuk menutup objek wisata itu dalam jangka lama.
"Dalam kondisi sekarang tidak bisa mengabaikan kesehatan masyarakat atau pengunjung," imbuhnya.