Berita Banjarnegara
Budidaya Kacang Jepang di Banjarnegara, Masa Tanam Hingga Panen Cuma 70 Hari
Saat ini usaha pertanian edamame di Kabupaten Banjarnegara masih memiliki prospek yang cukup menjanjikan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Kacang kedelai edamame atau kacang Jepang mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang.
Tetapi bagi mereka yang suka makanan Jepang, kedelai ini sudah familiar.
Kedelai Edamame biasa dipetik saat masih hijau atau muda.
• Dinilai Masih Kurang Efektif, Bupati Banjarnegara Minta Evaluasi Pembelajaran Daring
• Mulai Senin Digelar Simulasi KBM Tatap Muka, Disdikbud Jateng: Tujuh Sekolah di Tiga Daerah
• Yazid Mahfudz Gigit Jari, Rekomendasi Partai Diborong Wakilnya, Arif Sugiyanto di Pilkada Kebumen
• Saya Hendak Kirim Pesanan Sabu ke Belasan Titik, Sesuai Perintah Napi Lapas Sragen
Untuk menikmatinya, edamame direbus saat masih berada di dalam polongnya yang hijau.
Kedelai rebus itu pun bisa dinikmati sebagai cemilan saat bersantai.
Bukan hanya lezat di lidah, edamame juga bergizi tinggi yang baik untuk kesehatan.
Sebagian petani di Kabupaten Banjarnegara rupanya sudah akrab dengan tanaman ini.
Seperti halnya petani di Desa Bawang, Kecamatan Bawang bahkan sudah menikmati hasil panen tanaman itu.
"Sudah panen, bagus," kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, Totok Setya Winarna kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (3/9/2020).
Di daerah ini, bibit edamame ditanam di lahan seluas 8,5 hektare.
Totok mengatakan, saat ini usaha pertanian edamame masih memiliki prospek yang cukup menjanjikan.
Di Banjarnegara, edamame ditanam petani dengan model kemitraan.
Menanam edamame memiliki beberapa kelebihan.
Masa tanam hingga panen, disebutnya lebih cepat dari jenis kacang kedelai lain yang biasa ditanam petani, yakni 70 hari.
Ia membandingkannya dengan tanaman kedelai yang baru bisa dipanen pada usia 110 hari.