Berita Jawa Tengah

Belanja Kebutuhan Apapun Kini Cukup Pakai Aplikasi Dotukura, Tahap Awal Ada di Pasar Batang

Aplikasi Dotukura merupakan jawaban atas suasana kebatinan masyarakat di masa Covid-19 untuk membantu para penjual dan pembeli pedagang Pasar Batang.

Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/DINA INDRIANI
Bupati Batang Wihaji bersama Kepala Kantor Perwakilan BI Tegal, M Taufiq Amrozy, dan Ketua PKK Batang Uni Kuslantasih melaunching aplikasi Dotukura di Aula Kantor Bupati, Kamis (13/8/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Pemkab Batang melalui Disperndagkop dan UKM yang bekerja sama dengan Paguyuban Pedagang Pasar Batang berinovasi membuat aplikasi jual beli online "Dotukura".

Aplikasi tersebut sudah dapat diunduh di Google Play Store.

Adanya aplikasi ini tak lain untuk memudahkan masyarakat yang ingin belanja tanpa harus datang ke pasar tradisional.

Apalagi di tengah pandemi Covid-19, pasar menjadi satu di antara lokasi yang rentan penularan.

Tersedia Layanan Call Center 112 di Batang, Warga Bisa Hubungi Saat Ada Keadaan Darurat

Bupati Batang Sengaja Tunda Serahkan 446 SK PNS, Semestinya Dilakukan Maret, Ini Alasannya

Kaitan Keinginan Anak Bersekolah Lagi, Dokter RSUD Kalisari Batang Sarankan Orangtua Bisa Bersabar

Selain itu, aplikasi ini juga ditujukan untuk membantu para pedagang pasar meningkatkan omzet penjualan di masa pandemi yang telah turun.

Sekaligus alternatif bagi para pedagang untuk berinteraksi dengan konsumen tanpa tatap muka.

"Aplikasi Dotukura ini merupakan jawaban suasana kebatinan masyarakat di masa Covid-19 untuk membantu para penjual dan pembeli pedagang pasar induk tradisional Batang."

"Tentu semangatnya untuk meningkatkan penjualan pedagang pasar tradisional," tutur Bupati Batang Wihaji kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (13/8/2020).

Wihaji meminta jangan sampai harga barang yang dibeli dan ongkos kirimnya mahal dari aplikasi lainnya.

Tentu pula harus dapat belajar dari aplikasi lainya untuk bisa bersaing.

"Aplikasi Dotukura harus aplikatif karena pangsa pasarnya kelas menengah."

"Maka harus efektif, efisien, sederhana, dan murah serta ada sesuatu yang baru untuk menarik pembeli," ujarnya.

Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Batang, Subiyanto menjelaskan, aplikasi Dotukura merupakan hasil inovasi yang dibuat warga Batang.

"Pasar online ini menghemat waktu karena bisa belanja dari rumah."

"Lebih nyaman dengan sistem pembayaran langsung di tempat atau cash on delivery (COD)," ujarnya.

Tiga Raperda Kota Tegal Disetujui Jadi Perda, Dedy Yon: Segera Kami Registrasikan ke Pemprov Jateng

Terkendala Syarat Sistem Tiket Non Tunai, Alasan Belasan Objek Wisata Belum Buka di Banyumas

Pekerja Swasta Serbu Perbankan di Purwokerto, Berebut Buka Rekening Baru, Diduga Karena Hal Ini

Terdapat sekira 250 item yang dijual pada aplikasi Dotukura mulai dari lauk pauk, sayuran, daging ikan segar, hingga produk kebutuhan pokok lainnya.

Untuk tahap pertama, pihaknya memusatkan kegiatan jual beli di Pasar Batang.

"Ada adminya sendiri nanti yang mengurus pengantaran barang itu paguyuban pedagang pasar setempat," katanya.

Subiyanto menjamin, barang yang dibeli melalui aplikasi itu berkualitas pasar modern.

Alasannya, tim admin akan memastikan kebersihan dan sterilisasi barang yang dibeli konsumen.

Misalnya kentang, kacang yang dipesan akan dibersihkan sebelum dikirim.

"Kami tidak pakai jasa ojol, tapi ada tim pengantaran sendiri."

"Sementara Pasar Batang terlebih dahulu, pasar lainnya menyusul," jelasnya.

Sementara Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Batang, Anwar Rozikin menyebut ada 1.950 pedagang yang jadi mitra Dotukura yang siap menyediakan produk kepada konsumen.

Untuk biaya pengiriman Rp 2.500 per kilometer, dengan empat waktu pengantaran dari pagi hingga sore hari.

"Kami akan ada zonasi, misal zona pedagang sayur, ikan dan sebagainya."

"Tiap pedagang komoditas yang sama tidak akan rebutan pembeli karena penjual (online), digilir perhari, agar adil," pungkasnya. (Dina Indriani)

Ada Kontak Erat dengan Pegawai BSM, Satu Karyawan Unsoed Purwokerto Jalani Karantina Mandiri

Sebagian Sekolah di Purbalingga Curi Start Gelar Pembelajaran di Kelas, Contoh di SDN 01 Gunungwuled

Nasib Industri Bulu Mata di Purbalingga, Order Menurun Hingga 50 Persen Selama Masa Pandemi

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved