Teror Virus Corona

Rusia Klaim Pertama Ciptakan Vaksin Covid-19, Ini Kata WHO

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, mereka butuh meneliti data keselamatan vaksin Covid-19 yang diklaim diciptakan oleh Rusia.

Editor: rika irawati
Kompas.com
Ilustrasi pemberian vaksin atau vaksinasi.() 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JENEWA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, mereka butuh meneliti data keselamatan vaksin Covid-19 yang diklaim diciptakan oleh Rusia.

Dalam pernyataannya, Presiden Vladimir Putin mengumumkan negaranya sudah menyetujui obat yang dipakai untuk menyembuhkan virus corona.

Juru bicara WHO Tarik Jasarevic kepada awak media di Jenewa menerangkan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan otoritas kesehatan Rusia.

"Diskusi tengah terjadi berkaitan dengan kemungkinan prakualifikasi vaksin dari WHO," jelas Jasarevic seperti diberitakan AFP, Selasa (11/8/2020).

Resep Hari Ini, Dijamin Mudah Bikin Minuman Jahe di Rumah, Begini Caranya

Pasien Covid-19 Lingkungan Setda Kendal Bertambah, Ada Tujuh Pegawai dari Dua Instansi Ini

Update Virus Corona Selasa 11 Agustus, Pertama Kalinya Jateng Tidak Masuk di Lima Besar

"Prakualifikasi vaksin mencakup tinjauan dan penilaian yang cermat atas semua data terkait keamanan dan kemanjuran," lanjut dia.

Vaksin Covid-19 yang diberi nama Sputnik V itu diciptakan oleh Institut Gamaleya berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan Rusia.

Berdasarkan catatan yang dikumpulkan WHO per 31 Juli, saat ini terdapat 165 kandidat vaksin virus corona yang dikembangkan di seluruh dunia.

Sebanyak 139 di antaranya masih dalam evaluasi pra-klinis, sementara 26 lainnya berada di fase penyuntikkan ke relawan manusia.

Ada juga enam kandidat vaksin yang bahkan telah mencapai Fase 3, di mana saat ini tahapnya merupakan evaluasi klinis atas keampuhannya.

Kanddiat dari Gamaleya, yang berada dalam 26 daftar disuntikkan ke manusia, dilaporkan masih dikategorikan ke fase pertama.

Kirill Dmitriev, Kepala Pendanaan Investasi Langsung Rusia menyatakan, mereka bakal menggelar Fase 3 pada Rabu besok (12/8/2020).

Lewat Rumah Hebat Fatonah, Agus Sediakan Sekolah Gratis bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Karanganyar

Ini 8 Syarat Karyawan Swasta Bergaji di Bawah Rp 5 Juta Bisa Dapat BLT Rp 600 Ribu dari Pemerintah

Imam Besar Masjid Agung Semarang KH Ahmad Naqib Noor Al-Hafidz Berpulang

Setelah itu, mereka akan lanjut ke tahap produksi massal pada September, dengan 20 negara diklaim telah berada dalam antrean.

Cap kualitas
Jasarevic menjelaskan, setiap negara memang mempunyai badan regulator yang membeirkan lampu hijau penggunaan obat maupun vaksin di wilayah masing-masing.

Dia kemudian menerangkan posisi WHO adalah melakukan proses prakualifikasi tidak hanya untuk vaksin, melainkan juga bagi obat-obatan.

"Setiap perusahaan bakal mengajukan proses prakualifikasi dari WHO karena menjadi semacam cap kualitas," papar Jasarevic.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved