Berita Pendidikan
Anak Putus Sekolah Diprediksi Meningkat Drastis, Ngasbun Egar: Pendidikan Juga Terdampak Pandemi
Angka putus sekolah pelajar yang menuntut ilmu di sekolah negeri atau yang dikover pemerintah kemungkinan relatif kecil.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kondisi di tengah pandemi Covid-19 diprediksi akan menambah jumlah anak putus sekolah.
Pasalnya, pandemi menyebabkan kondisi perekonomian masyarakat terus bergejolak.
Hal itu akan membuat wali murid semakin terbebani untuk membiayai pendidikan bagi anak-anaknya.
• Kaitan Keinginan Anak Bersekolah Lagi, Dokter RSUD Kalisari Batang Sarankan Orangtua Bisa Bersabar
• Mulai Tahun Depan, Semua Sekolah Swasta di Jateng Pasti Dapat Dana Bosda
• Beban Sekolah Swasta Tambah Berat, Sediakan Sarana Protokol Kesehatan, Contohnya di Semarang
• Awasi Medsos Jelang Pilkada Serentak, Polda Jateng Giatkan Patroli Siber, Caranya Seperti Ini
Menurut data BPS Provinsi Jawa Tengah, angka putus sekolah mencapai 3.103 pada 2017.
Angka tersebut disumbangkan hanya dari di tingkat SD yang ada di beberapa wilayah.
Dikatakan Wakil Sekretaris PGRI Provinsi Jateng, Ngasbun Egar, pandemi akan berkontribusi pada kenaikan angka putus sekolah.
"Pastinya pelajar terdampak, karena banyak di antara wali murid yang kehilangan pekerjaan."
"Terutama yang bekerja di sektor informal karena pandemi," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (12/8/2020).
Dilanjutkannya, angka putus sekolah pelajar yang menuntut ilmu di sekolah negeri atau yang dikover pemerintah kemungkinan relatif kecil.
"Namun bagi siswa yang menuntut ilmu di luar sekolah negeri, kemungkinan akan berkontribusi ke angka putus sekolah lebih banyak," paparnya.
Dikatakan Egar, guna mengatasi hal tersebut harus ada upaya serius dari semua pihak.
"Pemerintah perlu mengalokasikan dana lebih besar untuk menopang keberlangsungan para pelajar agar tetap bisa bersekolah."
"Baik saat pandemi maupun setelahnya," paparnya.
Menurutnya, bantuan terkait kuota untuk para pelajar merupakan upaya baik.
Namun pemerintah juga wajib memikirkan kebutuhan lain untuk pelajar.
"Untuk di masa pandemi kuota internet memang sangat dibutuhkan, namun perlu juga dipikirkan stimulus lain untuk pelajar setelah pandemi."
"Supaya hak mendapatkan ilmu para pelajar tetap terpenuhi, serta menekan angka putus sekolah."
"Sekolah juga diminta tidak menaikan biaya untuk para pelajar di masa-masa sulit terutama sekolah swasta," tambahnya. (Budi Susanto)
• Hetty Andika Perkasa: Saya Rutin Minum Tolak Angin Sebelum Tidur
• Dua Hari Mulai Besok Kamis, Kantor Setda Kendal Tidak Buka Layanan Tatap Muka
• Tunggakan 49 Pedagang Blok A Pasar Pagi Kota Tegal Masih Rp 1,5 Miliar
• Ada Kontak Erat dengan Pegawai BSM, Satu Karyawan Unsoed Purwokerto Jalani Karantina Mandiri