Berita Pendidikan

Siswa Tak Punya Akses Internet, Guru Boleh Datangi Mereka, Satu Kelompok Maksimal 10 Orang

Pada kenyataan di lapangan tidak semua siswa ataupun orangtua yang mempunyai perangkat gadget atau teknologi pendukung pembelajaran secara daring.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Irawati. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Tahun ajaran baru 2020/2021 telah dimulai pada awal pekan ini, seluruh satuan pendidikan, baik sekolah negeri maupun swasta di Kabupaten Banyumas memberlakukan pembelajaran daring.

Hal itu ditegaskan Bupati Banyumas, Achmad Husein yang tidak melarang pelajaran tatap muka di dalam kelas untuk sementara waktu ini.

Namun demikian, pada kenyataan di lapangan tidak semua siswa ataupun orangtua yang mempunyai perangkat gadget atau teknologi pendukung pembelajaran secara daring.

Polisi Ikut Tangani Kasus Dugaan Pungutan Sekolah di Banyumas

Bupati Banyumas Ancam Copot Kepsek, Ombudsman: Sudah Betul Itu, Pungutan Sekolah Memang Dilarang

Masih Nekat Tarik Pungutan ke Wali Murid, Bupati Banyumas: Si Kepala Sekolah Bakal Kami Copot

Ini Sembilan Destinasi Wisata di Kabupaten Banyumas yang Sudah Boleh Buka

Oleh sebab itu ada sebuah terobosan dan keringanan dimana guru boleh mendatangi siswa ke rumah.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banyumas, Irawati menjelaskan, pembelajaran daring tidak semua siswa mampu dan bisa menyediakan fasilitas pendukungnya.

Atau punya jenis handphone yang bisa untuk pembelajaran daring.

Selain itu tidak semua wilayah ada jaringan internet.

"Guru boleh mendatangi siswa, tetapi maksimal 5 sampai 10 anak."

"Itu pun dikhususkan bagi mereka anak yang tidak memiliki perangkat gadget atau susah akses jaringan internet," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (15/7/2020).

"Kalau tidak punya masa harus dipaksakan, kan kasihan," imbuhnya.

Irawati menegaskan, guru boleh mendatangi siswa ke rumah asalkan siswa tersebut memang benar-benar kesulitan belajar.

Pihaknya menambahkan juga, guru yang akan melakukan kunjungan ke rumah siswa ada serangkaian izin.

Seperti meminta izin kepada pihak RT dan Gugus Tugas Covid-19 di tingkat desa.

"Ada beberapa persyaratan yang harus dijalankan karena tidak tiba-tiba mengumpulkan anak atau siswa begitu saja," katanya. 

Terkait pungutan, Irawati menegaskan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi pungutan di sekolah.

Sebab iuran bulanan seperti SPP juga tidak ada sejak lama.

Terkait pengadaan seragam, pihaknya menegaskan bahwa yang mengadakan adalah bukan sekolah secara langsung, melainkan koperasi sekolah.

"Soalnya ada orangtua siswa yang mengatakan daripada mencari seragan sendiri di luar dan warna seragam tidak pas, sehingga beli di sekolah saja," pungkasnya.

Namun karena adanya kebijakan Bupati Banyumas supaya tidak ada tarikan apapun termasuk seragam, sehingga seragam siswa dikembalikan semua meskipun sudah berbentuk pakaian jadi. 

Sekolah Terlanjur Tarik Pungutan, Bupati Banyumas: Harus Dikembalikan ke Orangtua Siswa

Ketahuan Pergi Tak Gunakan Masker, Warga Diwajibkan Ikuti Tes Swab di Banyumas

Kolam Renang Belum Boleh Dibuka, Dinporabudpar Banyumas Sebut Rentan Penularan Covid-19

Pemuda Warga Purwanegara Diciduk Polisi, Setubuhi Anak Bawah Umur di Hotel Dekat Stasiun Purwokerto

Bantu Siswa yang Tak Miliki Akses Internet

Hal itu sesuai yang sebelumnya pernah disampaikan Bunda PAUD Kabupaten Banyumas dalam suatu kesempatan.

PAUD di Kabupaten Banyumas belum diizinkan untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka.

Hal ini disampaikan Kepala Disdik Kabupaten Banyumas, Irawati di Graha Satria Purwokerto, Kamis (9/7/2020) melalui video conference bersama 79 Bunda PAUD se-Kabupaten Banyumas.

Bunda PAUD diimbau untuk membantu siswa yang tidak memiliki akses internet sebagai sarana pembelajaran jarak jauh.

Kebijakan ini tentunya diambil untuk melindungi siswa dan guru di masa pandemi Covid-19.

Terlebih lagi wilayah Banyumas yang tadinya sudah zona hijau kini kembali menjadi zona kuning.

Bunda PAUD Kabupaten Banyumas, Erna Sulistyawati Husein meminta, meskipun dilakukan secara daring, pembelajaran akan tetap dibuat menarik dan menyenangkan.

Kemudian tanpa tugas dan biaya yang dapat membebani orangtua siswa.

Itu mengingat saat ini banyak masyarakat yang mengalami kendala ekonomi karena pandemi Covid-19.

"Tetap berkoordinasi dan bersinergi dengan selalu memperhatikan imbauan pemerintah."

"Mari belajar mendalami teknologi informasi, serta rangkul orangtua untuk bisa mendampingi anak belajar," kata Erna kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (9/7/2020).

Erna menambahkan, guru diperbolehkan melakukan kunjungan atau kegiatan belajar di rumah siswa bersangkutan.

Namun dengan satu catatan, yakni atas seizin Ketua RT setempat serta tetap menaati protokol kesehatan. (Permata Putra Sejati)

Revitalisasi Terminal Bulupitu Purwokerto Dimulai, Ada Eskalator dan Hall Transit Layaknya Bandara

Bupati Brebes Hadiri Gowes Massal Berbuntut Panjang, Disorot Warganet Hingga Disemprot Gubernur

Pengusung Penantang Calon Petahana Bertambah, Partai Nasdem Usung Oji-Jeni di Pilbup Purbalingga

Air Curug Panyatan Purbalingga Tak Pernah Kering, Hanya Sempat Mati Suri Akibat Pandemi

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved