Liga 1 2020
PSIS Semarang Tanggapi Dua Regulasi Jelang Kompetisi Liga 1, Dragan: Itu Wacana yang Konyol
Jelang bergulirnya lanjutan kompetisi Liga 1 2020 pada 1 Oktober 2020, ada wacana terkait penerapan regulasi pemain U-20 agar mendapat banyak menit.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Jelang bergulirnya lanjutan kompetisi Liga 1 2020 pada 1 Oktober 2020, ada wacana terkait penerapan regulasi pemain U-20 agar mendapat banyak menit bermain.
Merespon wacana penerapan regulasi pemain U-20 dalam lanjutan kompetisi Liga 1 2020, pelatih PSIS Semarang, Dragan Djukanovic heran dengan adanya wacana itu.
Ia menilai, wacana tersebut sebagai suatu hal yang konyol.
Meski begitu, Dragan mengatakan tetap akan menghormati keputusan tersebut.
• PSSI Bidik Pemain Naturalisasi Jelang Piala Dunia U-20, Bek Kanan PSIS Semarang: Makin Ketat Nih
• GM PSIS Semarang Pesimis Klub Liga 1 Bisa Penuhi Syarat Gugus Tugas Covid-19
• Bruno Silva Blak-blakan, Rutin Tiap Minggu Cukur Rambut, Ini Alasan Bomber PSIS Suka Tampil Plontos
• Jadwal Latihan PSIS Semarang, Dragan Djukanovic Usulkan Mulai 1 Agustus, Ini Alasan Sang Pelatih
"Dalam pandangan saya, aturan ini aturan yang bodoh, tapi saya tidak akan mempermasalahkannya."
"Bagi saya pemain yang bagus tidak memandang lebih baik pemain senior atau pemain muda," ucapnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (15/7/2020).
Adapun menjelang kompetisi Liga 1 2020 dilanjutkan kembali, Dragan mengatakan ingin segera mengumpulkan anak buahnya.
1 Agustus 2020 adalah tanggal yang ia ajukan kepada manajemen tim Mahesa Jenar untuk awal kembali dimulainya latihan tim.
Dia berpendapat, untuk tampil maksimal di Liga 1 perlu persiapan matang.
Bukan hanya terkait persiapan sisi teknik, namun juga mempersiapkan pemain dari segi kebugaran.
"Opini saya, kami harus segera mempersiapkan tim agar kebugaran dan psikologis pemain siap untuk menghadapi kompetisi."
"Tentu saja ini semua harus mulai dari nol."
"Karena pemain tidak berlatih sepak bola sejak Maret 2020, jadi kami butuh minimal dua bulan untuk mendapatkan latihan yang bagus," katanya.
Kompetisi Liga 1 yang akan mulai kembali pada 1 Oktober 2020 dan berakhir pada 28 Februari 2021 dikatakan Dragan akan menjadi hal yang sulit.
Sebab, timnya masih menyisakan 31 pertandingan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu lima bulan saja.
"Jika kami tidak menjalankan pra musim yang bagus, maka mungkin saat kompetisi berjalan kami akan banyak menemui masalah cedera," pungkasnya.
• Masih Masa Pandemi, Ini Tata Cara Sembelih Hewan Kurban dari Kantor Kemenag Kota Tegal
• Mega Dirikan Taman Baca di Pojok Rumah, Hindari Anak Kota Salatiga Kecanduan Gawai
• Siap-siap Dihukum Push Up, Masuk Terminal Tirtonadi Solo Tak Gunakan Masker
• 460 Sertifikat PTSL Warga Kota Tegal Diserahkan, Dedy Yon Minta Ini Jika Hendak Dijaminkan ke Bank
Syarat Jelang Kompetisi Liga 1 Memberatkan
Di sisi lain berkait regulasi pemerintah pun sempat membuat bingung manajemen PSIS Semarang.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Pengananan (GTPP) Covid-19, Doni Monardo mengatakan bisa saja memberi izin kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 2020.
Dimana berdasarkan informasi, rencananya akan dijalankan mulai 1 Oktober 2020.
Kepastian kelanjutan kompetisi sepak bola tertinggi Tanah Air tersebut diumumkan PT LIB selaku operator kompetisi melalui pengiriman surat kepada 18 peserta Liga 1.
Yang mana isinya mengumumkan bahwa kompetisi akan dilanjutkan pada 1 Oktober 2020 dan berakhir pada 28 Februari 2021.
Seluruh kegiatan kompetisi akan dipusatkan di Pulau Jawa dan digelar tanpa penonton.
Namun, untuk memberikan izin, GTPP memberikan beberapa syarat kepada PSSI dan PT LIB.
Syarat tersebut seperti para pemain, official, serta perangkat pertandingan, atau siapa pun yang ada di dalam stadion harus melalui tahapan PCR tes.
Tidak direkomendasikan menggunakan rapid test sebagai patokan kondisi kesehatan pelaku pertandingan.

Setelah dinyatakan negatif dalam tahapan PCR, para pemain, official, juga perangkat pertandingan juga harus dikarantina dan tidak diperbolehkan bertemu orang lain.
Itu harus dijalankan selama beberapa hari sampai pertandingan Liga 1 dilaksanakan.
Doni Monardo berucap telah menyampaikan beberapa persyaratan itu kepada Menpora Zainudin Amali.
Menanggapi hal tersebut, General Manager PSIS Wahyu Liluk Winarto merasa sulit diterapkan di sepak bola Indonesia dengan beberapa faktor tertentu.
"Membaca statement Gugus Tugas di media massa, kami merasa itu sulit untuk diterapkan."
"Persyaratannya cukup ketat dan kami yakin tidak bisa."
"Sebagai contoh, di klub Indonesia apa ada yang sudah memiliki tempat isolasi mandiri."
"Klub juga menginapnya di hotel atau apartement."
"Apa mungkin pesan satu hotel dan apartement untuk satu klub?” kata Liluk kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (15/7/2020).
Menurut pria berusia 45 tahun tersebut, saat kompetisi sudah berlangsung para pemain membutuhkan waktu untuk bertemu keluarga, dan jadwal diprediksi akan mepet.
Maka, persyaratan karantina akan sulit diterapkan.
“Kemudian pemain juga punya keluarga."
"Jika mereka pulang ke rumah, minimal kumpul dengan keluarganya."
"Apalagi jadwal bakal mepet-mepet antar pertandingan."
"Belum lagi PCR itu biayanya nggak murah,” imbuhnya.
Selain tes PCR dan isolasi bagi pemain, GTPP juga memberi syarat pertandingan digelar tanpa penonton.
Merespon hal tersebut, Ketua Panpel PSIS Semarang, Danur Rispriyanto memprediksi masih akan tetap ada penonton yang nekat datang ke stadion atau berkerumun di luar stadion.
Mereka bakal menyambut tim kebanggaannya bertanding seperti yang biasanya dilakukan sebelum adanya pandemi Covid-19.
“Kalau boleh jujur, kami tetap memiliki kekhawatiran ada oknum penonton yang nekat datang ke stadion."
"Itu karena mereka haus tontonan bola, baik yang berusaha tetap masuk stadion atau hanya sekadar bergerombol di luar stadion,” tutur Danur Rispriyanto.
“Selain itu kalau dengar ada pertandingan sepak bola dikhawatirkan juga ada pedagang kaki lima (PKL) yang siap-siap untuk berjualan di area stadion,” pungkasnya. (F Ariel Setiaputra)
• Kunjungan Napi Rutan Salatiga Diganti Video Call, Keluarga Cukup Setor Nomor Telepon
• Masih Nekat Tarik Pungutan ke Wali Murid, Bupati Banyumas: Si Kepala Sekolah Bakal Kami Copot
• Pengusung Penantang Calon Petahana Bertambah, Partai Nasdem Usung Oji-Jeni di Pilbup Purbalingga
• Kalau Ganti Meteran Listrik yang Rusak, Bayar atau Tidak? Ini Penjelasan Lengkap PLN