Teror Virus Corona
Jumlah Santri Positif Covid-19 Melonjak, Bupati Ponorogo: Pondok Gontor Klaster Baru Covid-19
Jumlah Santri Positif Covid-19 Melonjak, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni: Pondok Gontor Klaster Baru Covid-19, ponpes lain hati-hati
“Bisa disebut klaster Gontor. Untuk itu langkah sementara kami isolasi dulu. Jadi, penting sekali rapid bagi siapapun yang datang dari zona merah. Terbukti juga dengan 80 persen yang terkonfirmasi positif di Ponorogo saat ini datang dari zona merah.”
TRIBUNBANYUMAS.COM, PONOROGO - Jumlah santri di pondok pesantren (Ponpes) Gontor 2 yang positif Covid-19 terus meningkat.
Bupati Ponogoro, Ipong Muchlissoni pun menyebut, Pondok Gontor 2 yang berada di Desa Madusari, Kecamatan Siman, sebagai klaster baru Covid-19.
Hingga Rabu (8/7/2020), jumlah santri di Pondok Gontor yang terkonfirmasi positif Covid-19 tujuh orang.
“Bisa disebut klaster Gontor. Untuk itu langkah sementara kami isolasi dulu,” kata Ipong, kepada Kompas.com, Rabu (8/7/2020).
• Hampir Zero Covid-19, Kini Pasien Corona di Banjarnegara Bertambah 15 Orang ASN, Didominasi Nakes
• Ajudan Jenderal Soedirman Ingin Bagikan Buku Karyanya di Ultah ke-100, Abu Arifin: Saya Undang SBY
• Tanpa Ampun Kakek Ini Bacok Saudaranya hingga Tewas di Kebun, Gara-gara Dibilang Bodoh saat Kerja
• GOR Satria Purwokerto Mulai Terisi, 11 Orang Pendatang Dikarantina, Mayoritas dari Jakarta
Untuk mengambil tindakan lebih lanjut, kata Ipong, Pemkab Ponorogo akan berkonsultasi dengan Satgas Covid-19 Jatim.
Tindak lanjut terkait perlu tidaknya seluruh santri di-rapid test atau hanya yang berkontak erat saja.
Hingga Rabu (8/7/2020) sore, jumlah santri Pondok Pesantren Gontor 2 Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur yang positif menjadi tujuh orang.
Ketujuh orang itu berasal dari Sidoarjo, Manado, Banjar (Kalsel), Ternate, Gowa dan dua orang dari Makassar.
Ipong meminta pesantren lain yang ada di Ponogoro mengambil pelajaran dari kasus Covid-19 di Pondok Gontor 2.
Sebab, pelaksanaan rapid test menjadi penting untuk deteksi awal status Covid-19 dari masing-masing santri, ustaz ataupun penghuni pondok lainnya.
Bagi Ipong, surat keterangan sehat tanpa disertai rapid test tidak mampu menunjukkan bahwa terindikasi ada infeksi Covid-19 atau tidak dalam tubuh seseorang.
Apalagi, hampir semua penemuan kasus positif Covid-19 diawali dengan rapid test.
“Jadi, penting sekali rapid bagi siapapun yang datang dari zona merah. Terbukti juga dengan 80 persen yang terkonfirmasi positif di Ponorogo saat ini datang dari zona merah,” ujar Ipong.
Ponpes siap terima kedatangan santri
Terpisah, pondok pesantren Minhajut Tholabah (Mintol), di Desa Kembangan, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, siap menyambut kembali santrinya, guna melaksanakan pembelajaran atau kajian di pondok pesantren.
Ketua Pengasuh Pondok Pesantren Minhajut Tholabah, Kyai Ma’ruf Salim, menuturkan persiapan yang dilakukan adalah penyiapan infrastruktur protokol kesehatan sebagaimana dipersyaratkan oleh Kementerian Agama.
Juga sebagaimana dipersyaratkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
“Sebelum kedatangan santri, kami telah melakukan berbagai persiapan termasuk pembuatan sarana dan prasarana."
Di antaranya cuci tangan pakai sabun, merekonstruksi kamar santri serta pengaturan tempat ibadah dan ruang pembelajaran, agar sesuai syarat physical distancing,” ujarnya,Senin (6/7/2020).
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Mintol, Waryadi, menambahkan telah menyiapkan empat skenerio yang harus dilalui para santri sebelum masuk area ponpes.
"Para santri yang akan kembali ke Ponpes harus sehat dan membawa surat keterangan sehat dari Puskesmas setempat."
"Khusus santri yang berasal dari luar Jawa Tengah wajib melakukan rapid test,” jelasnya.
Lanjut Waryadi, santri wajib membawa peralatan pribadi, membawa masker minimal 3 buah dan hanya diperbolehkan diantar oleh maksimal 2 orang.
Selain itu, proses memasuki area pondok juga dilakukan pengaturan sesuai protokol kesehatan.
“Kami juga menerapkan proses karantina selama 14 hari kepada seluruh santri sebelum dilakukan pembelajaran,” tuturnya.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyambut baik kesiapan Pondok Pesantren Minhajut Tholabah yang berencana membuka kembali pembelajaran di pondok.
Meski begitu tim gugus tugas Kabupaten Purbalingga juga membutuhkan data jumlah santri utamanya yang berasal dari luar Jawa Tengah khususnya dari zona merah Covid-19.
“Saya menekankan beberapa hal agar proses penerimaan kembali santri dapat dilakukan dengan protokol kesehatan secara ketat."
"Termasuk proses karantina selama 14 hari juga harus diawasi secara ketat sehingga setelah karantina dapat dilaksanakan pembelajaran secara aman,” tutur Bupati Tiwi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bupati Ponorogo: Pondok Gontor Klaster Baru Covid-19
• Penerimaan Negara dari Minuman Beralkohol Meningkat saat Pandemi, Padahal Tempat Hiburan Tutup
• Warga Banyumas Jangan Terjebak Euforia New Normal, Bupati: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
• Begini Syarat Penerapan New Normal Menurut WHO dan Bappenas, Daerah Mana Sudah Siap?
• Berikut Daftar Pemenang Lomba Desain Masker Banyumasan yang Dapat Apresiasi dari Bupati Husein