Berita Nasional
Warga Giring Nenek Suratin Jalani Sumpah Pocong, Diduga Menyantet Hikmah Setelah Hadiri Hajatan
Proses sumpah pocong yang dilakukan Hikmah dan Suranten disaksikan langsung oleh tokoh agama, masyarakat setempat.
TRIBUNBANYUMAS.COM, MADURA - Seorang nenek berusia 60 tahun terpaksa harus menjalani ritual sumpah pocong setelah keluarganya menggelar acara hajatan atau pesta di rumahnya.
Oleh para tetangganya, Nenek Suratin dituduh telah melakukan santet.
Padahal, Nenek Suratin dengan tetangga yang menuduhnya itu masih memiliki ikatan kekeluargaan.
• Residivis Ditangkap Polisi di Bobotsari Purbalingga, RMF Sebut Bonus Karena Rutin Beli Sabu
• Modus Pelaku Tawarkan Kerja Proyek Bangunan, Endingnya Bawa Kabur Motor Korban, Dijual di Demak
• Bocah Usia 9 Tahun Korban Pencabulan di Banyumas, Pelaku Masuk Kamar, Wajah Dibekap Gunakan Selimut
• Dinkes Jateng: TBC Lebih Mematikan Dibandingkan Virus Corona, Berikut Ini Bukti Datanya
Nenek Suratin tak sendiri melakukan sumpah pocong.
Namun dengan seorang wanita muda bernama Hikmah berusia 20 tahun.
Ritual sumpah pocong ini digelar di Masjid Madegan, Kelurahan Polagan Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Madura, Rabu (24/6/2020).
Proses sumpah pocong yang dilakukan Hikmah dan Suratin disaksikan langsung oleh tokoh agama, masyarakat setempat.
Warga yang melakukan sumpah pocong itu berasal dari Desa Tebanah Kecamatan Banyuates, Sampang, Madura.
Sumpah pocong dilakukan secara kesepakatan bersama lantaran keluarga kedua pihak cekcok terkait adanya tuduhan kepada salah satu pihak memiliki ilmu santet.
Ketua Takmir Masjid Madegan, Hasyid Abdul Hamid mengatakan, diduga kedua belah pihak terobsesi dengan adanya sumpah pocong ini.
Sebab, kata dia, satu tahun yang lalu salah satu warga asal Kecamatan Banyuates meninggal dunia setelah melakukan sumpah pocong.
Bahkan kasus atau permasalahannya juga sama yakni, dugaan kepemilikan ilmu santet.
“Dahulu itu yang meninggal si penuduh."
"Dia meninggalnya setelah 30 hari pasca menjalankan sumpah pocong,” kata pria yang menggiring prosesi sumpah pocong.
• Liverpool Boyong Juara Liga Inggris Musim Ini
• Dedy Yon Bubarkan Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Tegal, Bakal Diganti Tim Relawan, Ini Alasannya
• Pilkada Kabupaten Semarang, KPU Catat Bakal Ada 3.026 Pemilih Pemula, Ini Data Rincinya
• Bakal Dikeruk, Saluran Air Penyebab Banjir di Krandon Tegal
Kronologi Tuduhan Nyantet Tetangga
Ritual sumpah pocong yang dilakukan Nenek Suratin dan Hikmah rupanya berawal dari tuduhan ilmu santet kepada Nenek Suratin.
Hal itu bermula saat Hikmah menghadiri acara hajatan yang digelar oleh Suranten di rumahnya pada momentum bulan Syaban 2020.
Setelah menghadiri hajatan, Hikmah mendapatkan sebuah bingkisan makanan.
Kemudian, makanan itu ia makan setibanya di rumah.
“Selesai memakan berkat (bingkisan makanan) yang diperoleh dari hajatan kami."
"Hikmah merasa kesakitan sehingga mengadu ke orangtuanya dan langsung dilarikan ke dukun,” kata Juhari (40), anak dari Suratin.
Menurut Juhari, setelah datang dari dukun, keluarga hikmah menuduh ibunya tersebut memiliki ilmu santet yang dikirim melalui makanan saat hajatan.
“Bahkan tuduhan ini tidak hanya satu kali."
"Melainkan sejak puluhan tahun yang lalu, orangtua saya dituduh memiliki ilmu santet,” ucapnya.
Keluarga pun percayai ucapan dukun.
Keluarga Hikmah diduga lebih mempercayai dukun ketimbang membawa anaknya yang sakit tenggorokan itu ke dokter atau Puskesmas.
Di tempat yang sama, orangtua Hikmah, Abdus Sarip menyampaikan jika putrinya (Hikmah) mengalami sakit tenggorokan setelah memakan makanan dari hajatan Suranten.
Ia mengatakan, keluhan sakit tenggorokan putrinya merupakan sakit tenggorokan seperti halnya ada yang menggangu di tenggorokannya.
Kemudian, ia membawa anaknya ke dukun untuk mengetahui penyakit yang diderita Hikmah.
Rupanya, sang dukun menyebut Hikmat terkena santet sehingga tenggorokannya sakit.
“Jadi saya bawa ke dukun di Desa Bringkoning Kecamatan Banyuates."
"Katanya dukun hikmah terkena santet,” tuturnya.
Pria berusia 56 tahun itu menambahkan derita penyakit yang dialami hikmah hingga saat ini masih terasa.
“Sudah dua bulan lamanya dan katanya dukun ilmu itu (santet) masih tetap ada,” terangnya. (*)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Tribunjateng.com berjudul "Nenek Suraten Jalani Sumpah Pocong, Dituduh Santet Tetangga yang Sakit Tenggorokan Setelah Hajatan"
• Banjarnegara Menuju Zero Covid-19, Budhi Sarwono: Jangan Menjadi Takabur Apalagi Terlena
• Satu Desa Panik, 30 Tamu Pesta Pernikahan Positif Covid-19, Sehari Setelah Pengantin Pria Meninggal
• OJK: Pelaku Usaha Terdampak Covid-19 Masih Bisa Ajukan Kredit
• Pertama di Indonesia, Sistem Jaringan Internet Dikelola BUMDes, Warga Kadirejo Cukup Beli Voucher