Berita Internasional
Sering Kritisi Pemerintah, Jurnalis Ini Hilang di Wuhan, Ternyata Ini yang Dilakukan Otoritas China
Sering Kritisi Pemerintah, Jurnalis Ini Hilang di Wuhan, Ternyata Ini yang Dilakukan Otoritas China
Dilansir Asiaone, Zhang Zhan (37) yang sebelumnya dinyatakan 'hilang' setelah melaporkan perkembangan virus corona, resmi ditangkap karena dituduh 'kerap membuat dan memprovokasi masalah.'
TRIBUNBANYUMAS.COM - Seorang jurnalis warga di China, Zhang Zhan (37), menghilang setelah membuat laporan kritis, terkait pandemi COvid-19 di Wuhan, beberapa bulan lalu.
Kini, nasib Zhang menemui titik terang. Menghilangnya jurnalis yang juga seorang mantan pengacara itu tak lepas dari peran otoritas China.
Zhang menghilang setelah ditangkap otoritas China, dengan dakwaan mengganggu ketertiban umum.
Dilansir Asiaone, Zhang Zhan (37) yang sebelumnya dinyatakan 'hilang' setelah melaporkan perkembangan virus corona, resmi ditangkap karena dituduh 'kerap membuat dan memprovokasi masalah.'
• Ketua KPK Naik Helikopter Mewah untuk Kepentingan Pribadi, MAKI Adukan Firli ke Dewan Pengawas
• Terdengar Suara Tembakan, Babnisa Serda Saputra Tewas Ditusuk Oknum TNI AL saat Sedang Bertugas
• Bikin Paspor Tak Perlu ke Kantor Imigrasi, di Mal Pelayanan Publik MPP Banyumas Juga Bisa
• Ibu dan Adik Pengantin Meninggal Positif Covid-19, Berikut Fakta Klaster Pernikahan di Semarang
Tuduhan semacam itu memang selalu dijadikan alasan oleh pihak berwenang China dalam menahan para pembangkang di negara komunis itu.
Sebelumnya, sejak Februari silam, Zhang kerap melaporkan perkembangan wabah di Wuhan.
Keluarga Zhang kemudian mengatakan bahwa Zhang rupanya sudah ditahan sejak 15 Mei lalu di Shanghai.
Zhang menulis sebuah cerita yang mengkritik tanggapan China terhadap wabah itu melalui akun media sosialnya.
Meski begitu, ini bukan kali pertama Zhang ditahan.
Sebelumnya, dia telah ditahan selama 60 hari pada September 2019 dengan tuduhan 'mengganggu ketertiban umum'.
Penahanannya itu terjadi setelah dia bergabung dalam demonstrasi di Shanghai untuk mendukung pengunjuk rasa di Hong Kong.
"Saya sangat khawatir tentang kesehatannya dan kondisi dia ditahan, dan ibunya punya sakit jantung," kata ayah Zhang yang berusia 63 tahun, yang menolak menyebutkan namanya, melalui telepon.
"Kami tidak memiliki koneksi atau uang untuk mengeluarkannya (dari penjara)- kami berada dalam situasi yang sangat tidak berdaya."
Zhang sebelumnya melakukan perjalanan ke Wuhan dari Shanghai pada Februari di mana kota itu tengah dilanda virus corona.
Dia menyiarkan langsung apa yang diamatinya di kota itu melalui Twitter, YouTube, dan platform media sosial lain yang tidak diblokir oleh China.
Zhang juga menulis sebuah artikel yang mengkritik tanggapan pihak berwenang terhadap wabah di Wuhan, mengatakan pemerintah telah memberlakukan langkah-langkah yang melanggar hak asasi manusia.
Sejauh ini, sebanyak 3 orang jurnalis warga telah 'menghilang' sejak mengunggah video tentang wabah.
3 jurnalis warga itu diketahui menghilang di Wuhan. Li Zehua, atau dikenal juga sebagai Kricss Li kembali muncul di media sosial pada akhir April setelah hilang selama hampir dua bulan.
Li mengatakan bahwa dia ditahan di pusat karantina kota dan dikirim ke fasilitas isolasi di kota kelahirannya.
Jurnalis warga lain, Chen Qiushi, mantan pengacara HAM yang menjadi jurnalis video melakukan perjalanan ke Wuhan pada akhir Januari untuk melaporkan situasi di sana yang memburuk.
Keberadaannya masih belum diketahui bersama dengan vlogger lainnya, Fang Bin.
Jurnalisme warga tak punya perlindungan hukum
Ada pun Zhan Jiang, seorang pensiunan profesor jurnalisme dan komunikasi di Foreign Study Beijing mengatakan pandangannya terkait jurnalis warga.
Menurutnya, jurnalis warga tidak punya perlindungan hukum di China dan dipandang sebagai 'pembuat onar'.
"Tidak ada pengakuan resmi dan tidak ada hukum yang bisa digunakan untuk membela mereka," kata Zhan.
"Mereka (jurnalis warga) juga dipandang sebagai orang buangan sosial yang tidak punya citra baik di mata publik, saat ini, kasus itu berkaitan dengan kebebasan berbicara."
"Ini adalah hasil dari propaganda dan sensor pemerintah selama bertahun-tahun," ujar Zhan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jurnalis yang Hilang di Wuhan, Resmi Ditahan Otoritas China
• Gowes Pakai Masker, 2 Orang Warga Semarang Meninggal Dunia, Begini Kata Wali Kota Hendi
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
• Tertular dari Pakaian Ayah yang Kerja di Wisma Altet, Fakta Ibu dan 2 Anak Tertular Corona di Bogor
• Nafas Tersengal-sengal Wajah Menempel Aspal, Korban Kecelakaan Dibiarkan Tergeletak 1 Jam di Jalan