Berita Cilacap

Kisah Guru Penghayat Kepercayaan di Cilacap, Muslam Belum Merasakan Dapat Gaji Sejak 2015

Angin segar dihembuskan negara bagi penghayat kepercayaan di tanah air memberi ruang besar sebagai payung hukum. Namun di lapangannya seperti ini.

Editor: deni setiawan
Dokumentasi Pribadi Muslam Hadiwiguna Putra
Muslam Hadiwiguna Putra sedang mengajar para siswa penghayat kepercayaan di Kabupaten Cilacap. 

Ia mengatakan, untuk menjadi guru dibutuhkan syarat formal agar bisa mengajar di sekolah.

Salah satu syaratnya adalah gelar kesarjanaan dalam bidang yang diajar.

Namun hal tersebut tidak berlaku bagi dia.

Sampai saat ini, tidak ada perguruan tinggi yang membuka jurusan penghayat kepercayaan.

Hal tersebut yang menyebabkan jika selama tidak ada guru resmi bagi siswa penghayat di sekolah.

Walaupun mengajar seperti layaknya guru, Muslam tidak mendapatkan gaji dari negara.

Sekolah juga tidak mungkin menyisihkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk memberi honor kepada mereka.

Muslam mengatakan bekal utama para penyuluh untuk terus mengajar di berbagai sekolah adalah rasa ikhlas.

Bulan Ini Sudah Ada 21 Kasus DBD di Kota Salatiga, Gejala Awal Nyaris Serupa Pasien Covid-19

Candi Cetho Karanganyar Sudah Dibuka Lagi, Sementara Hanya Terima Wisatawan Asal Jateng-DIY

Orang Stres Meningkat Drastis di Jawa Tengah, Pemicu Utama Faktor Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19

Alasan lain yang membuat mereka bertahan untuk mengajar adalah mereka menganggap para siswa adalah generasi penerus yang akan mewarisi ajaran penghayat.

Seperti yang diajarkan para leluhur sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.

“Karena sejak lama dimarjinalkan, sehingga yang paling utama sekali bagi kita adalah penerus, atau regenerasi."

"Kebetulan pemerintah sudah memberikan payung hukum untuk perkembangan generasi kami ke depan."

"Satu-satunya yang formal adalah melalui sekolah,” kata Muslam.

Muslam mengatakan, meski sudah berjalan selama lima tahun, masih ada pandangan penuh selidik saat pelajaran mereka berlangsung.

Bahkan para siswa penghayat terkadang masih menerima komentar tertentu yang digambarkan melalui kurangnya pemahaman mengenai penghayat di lingkuan sekolah.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved