Liputan Khusus
Sempat Kabur saat Berlabuh di Uruguay, Lazuardi Kapok Jadi ABK di Kapal Asing Pencari Ikan
Sempat Kabur saat di Uruguay, Lazuardi Kapok Jadi ABK di Kapal Asing: Saya Trauma, tak ingin lagi kerja di atas kapal
Dirinya pada saat itu menghubungi agensi penyalur dan menyatakan pengunduran diri serta meminta tiket pesawat untuk penerbangan pulang dari Taiwan.
"Awalnya bos kapal nggak berkenan kalau saya mengundurkan diri. Tapi saya ngotot bilang ke agensi dan akhirnya dapat penerbangan pulang setelah nunggu seminggu," imbuhnya.
Sesampainya di Indonesia, tak lama kemudian Lazuardi mendaftar lagi ke penyalur ABK kapal asing.
Kali ini ia mendapat kontrak dua tahun bekerja di kapal berbendera Cina. Ia hanya bertahan satu tahun.
Alasannya karena mandor kapal suka main tangan, baik saat ABK melakukan kesalahan atau tidak.
ABK sesama WNI tidak kompak sehingga tidak berani melawan.
Karena tak kuat sering mengalami kekerasan fisik, ia memilih kabur dari kapal ketika sandar di Uruguay.
Lazuardi sembunyi di kapal lain dan menghubungi penyalur untuk minta dipulangkan.
"Saya nunggu sekitar dua minggu sampai akhirnya dikasih tiket pulang," katanya.
Tahun 2018 ia kembali lagi menjadi ABK kapal asing berbendera Cina.
Namun pada saat itu Lazuardi bisa merampungkan masa kerjasama kontrak kerja dua tahun.
Meski juga mengalami kekerasan fisik, ia harus tetap bertahan.
Kerja di kapal asing rata-rata bergaji 350-450 dollar AS per bulan.
Hanya 50 dollar yang diterima di atas kapal, sisanya langsung disetorkan ke rekening dan setelah kembali ke Indonesia baru bisa diambil.
Selama dua tahun bekerja di kapal Cina, Lazuardi menerima upah sekitar Rp 100 juta.