Teror Virus Corona

Tenaga Medis Diusir, Warga Tolak Pelaksanaan Rapid Test dan Swab di Pasar Cileungsi Bogor

Tenaga Medis Diusir, Warga Tolak Pelaksanaan Rapid Test dan Swab di Pasar Cileungsi Bogor

ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA via Kompas.com
Suasana Pasar Cileungsi setelah ditutup di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/5/2020). Pemerintah Kabupaten Bogor menutup sementara Pasar Cileungsi mulai hari ini, setelah menjadi klaster baru penularan COVID-19 dengan jumlah total tujuh penderita. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menurunkan uji rapid test dan swab gratis sebagai wujud rasa sayang dan peduli terhadap keberlanjutan Pasar Cileungsi, bukan berarti ingin membuat keresahan dan ketakutan terhadap pedagang kecil.

TRIBUNBANYUMAS.COM, KABUPATEN BOGOR - Petugas medis yang hendak melaksanakan rapid tes dan swab test terhadap para pedagang dan pengunjung pasar, ramai-ramai diusir warga dari Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Video pengusiran tenaga medis tersebut pun viral di media sosial (medsos).

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor mengakui bahwa kejadian penolakan rapid test dan swab di Pasar Cileungsi adalah buntut dari kurangnya pemahaman pedagang tentang bahaya penularan virus Covid-19 dan arti penting tes.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, saat ini pihaknya akan memutuskan untuk melakukan sosialisasi yang lebih intensif dengan didukung fakta-fakta berapa jumlah pedagang dan keluarga yang tertular.

Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

8 Jenderal Kuat Masuk Bursa Calon Kapolri, Ada Nama Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfhi

Ada Tumor 8,5 Kg di Pankreas Warga Banjarnegara Ini, Tak Punya Biaya Berobat, Begini Nasibnya Kini

20 ASN di Kota Semarang Postif Covid-19, Simak Update Virus Corona Semarang Hari Ini

"Ini penting untuk dilakukan secara bersama sama agar soal pendataan seperti berapa yang meninggal akibat covid di pasar Cileungsi sebagai informasi yang harus dicermati oleh seluruh pedagang," ucap dia dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Menurut dia, pengusiran terhadap petugas medis saat itu terjadi karena pedagang merasakan kerugian secara ekonomi karena pasar ditutup dan sekarang pembeli cenderung berkurang.

"Fakta ini malah membuat pedagang jadi antipati terhadap upaya pemerintah untuk melakukan tes covid, karena khawatir akan memperpanjang kerugian mereka," ungkapnya.

Pada dasarnya , kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menurunkan uji rapid test dan swab gratis sebagai wujud rasa sayang dan peduli terhadap keberlanjutan Pasar Cileungsi, bukan berarti ingin membuat keresahan dan ketakutan terhadap pedagang kecil.

Jika tidak ingin pasar tersebut ditutup, maka penerapan protokol kesehatan di PSBB proporsional ini harus super ketat dan disiplin seperti memakai masker, mengatur alur masuk dan keluar, membatasi antara satu pedagang dengan lainnya serta menjaga kebersihan.

"Informasikan pula bahwa rapid test dan swab PCR itu biayanya sangat mahal," ujar dia ketika ditanya terkait tudingan kurangnya keseriusan Pemkab Bogor dalam mendata hasil uji Covid-19 rapid dan swab tes.

Syarifah menambahkan, agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai tujuan uji test Covid-19, maka kepala unit pasar harus bisa menjadi mediator antara aspirasi pedagang dengan pemerintah.

Termasuk laporkan jika ada orang-orang yang berusaha mempengaruhi dan memecah belah pedagang dengan tujuan menolak program pemerintah.

"Sosialisasikan, jelaskan dan komunikasikan agar pasar menyusun dan menerapkan SOP protokol kesehatan yang ketat."

"Kita tidak mengharapkan terjadinya second wave di sana dan ini yang memaksa pemerintah akan mengambil langkah penutupan paksa Pasar Cileungsi," pungkasnya.

Video Pengusiran Viral

Sebelumnya diberitakan, sebuah video pedagang Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang sedang mengusir rombongan tenaga medis menjadi viral di media sosial.

Para petugas medis tersebut sebenarnya hendak melakukan rapid test atau pengujian cepat Covid-19.

Video berdurasi 34 detik itu memperlihatkan mobil petugas medis diminta untuk pergi oleh para pedagang pasar.

Tampak sejumlah petugas dari TNI dan Polisi ikut mengawal rombongan mobil itu saat hendak keluar di tengah-tengah aksi protes para pedagang.

"Petugas Covid-19 diusir sama pedagang Cileungsi, terima kasih sudah kompak ngusir petugas Covid-19," ucap seorang laki-laki di dalam video tersebut.

Video yang pertama kali diunggah oleh akun @bogor_update tersebut diberi keterangan detik-detik pedagang Pasar Cileungsi tolak pengecekan dari petugas medis Covid-19.

Staf Humas dan Keamanan Pasar Rakyat Cileungsi Ujang Rasmadi membenarkan terjadinya peristiwa di dalam video tersebut.

Menurut dia, kejadian pengusiran terhadap rombongan tenaga medis tersebut terjadi pada Rabu (10/6/2020) siang.

"Iya benar, kejadiannya kemarin itu, penolakan oleh pedagang bahwa tidak boleh ada lagi rapid test atau swab di Pasar Rakyat Cileungsi," kata Ujang ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Menurut Ujang, wajar para pedagang bereaksi dan menolak kembali rapid test massal.

Sebab, hasil yang dikeluarkan dinilai sangat rancu.

"Jadi kemarin ada 4 mobil datang pagi-pagi, lalu kita suruh pulang, jadi tidak sempat dites."

"Ini sudah yang ketiga kali dan akhirnya terjadi penolakan karena penjelasannya rancu, ditambah data hasilnya tidak akurat," kata Ujang.

Menurut Ujang, selama ini data dari hasil rapid test dan uji swab terkait Covid-19 tidak pernah disampaikan oleh pihak Pemkab Bogor selaku Gugus Tugas. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Soal Pengusiran Tenaga Medis di Bogor, Gugus Tugas: Biaya Swab PCR Itu Mahal

Idap Tumor di Perut, Warga Jateng asal Banjarnegara 6 Bulan Terkatung-katung di Masjid Lampung

Kalah Gugatan di MA, Ruben Tak Lagi Berhak Pakai Nama Geprek Bensu, Begini Kronologinya

Kondisi GOR Satria Purwokerto Jelang New Normal, Mulai Dikosongkan dari Peserta Karantina

Napi Asimilasi di Purwokerto Nekat Curi Helm, Terancam Penjara 5 Tahun

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved