Berita Pendidikan

Potret Nyata Guru SMP di Batang, Jadi Kurir Belajar Siswa, Jalan Kaki Lintasi Jalur Serba Terjal

Mereka harus berjalan kaki hingga berkilo-kilometer karena akses yang ditempuh tidak dapat dilalui menggunakan kendaraan, khususnya sepeda motor.

Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/DINA INDRIANI
Dua tenaga pendidik (guru) SMP Negeri 4 Bawang melintasi jalur terjal untuk menyerahkan materi kepada seorang anak didiknya di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Kamis (4/6/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hingga saat ini masih menginstruksikan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh.

Kebijakan itu tak lain semenjak adanya wabah virus corona (Covid-19) melanda Tanah Air.

Entah sampai kapan, pembelajaran sistem online di seluruh-sekolah itu bakal rampung.

Disalurkan Bulan Ini, Pemprov Jateng Berikan Bansos JPE untuk 3.339 UMKM

KABAR BAIK Hari Ini, Achmad Yurianto: Sehari 486 Pasien Sembuh Covid-19

Banjir Rob Terjang Pesisir Jateng, Ganjar: Bantu Warga Terdampak, Bisa Gunakan Logistik Covid-19

Dua tenaga pendidik (guru) SMP Negeri 4 Bawang melintasi jalur terjal untuk menyerahkan materi kepada seorang anak didiknya di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Kamis (4/6/2020).
Dua tenaga pendidik (guru) SMP Negeri 4 Bawang melintasi jalur terjal untuk menyerahkan materi kepada seorang anak didiknya di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Kamis (4/6/2020). (TRIBUN BANYUMAS/DINA INDRIANI)

Mungkin bagi sekolah di perkotaan hal tersebut cukup mudah dilakukan.

Namun bagaimana dengan sekolah-sekolah yang ada di pelosok daerah?

Pembelajaran sistem online pun kini seakan menjadi ujian baru bagi para guru dan siswa di wilayah pelosok atau pedesaan pinggiran perkotaan.

Pasalnya, tidak hanya terkendala sinyal dan akses jaringan internet, tetapi juga tidak semua siswa dan wali murid memiliki smartphone.

Agar pembelajaran di rumah tetap bisa terlaksana, guru-guru di pelosok daerah pun kemudian berinisiatif melakukan jemput bola ke rumah siswa.

Seperti yang dilakukan para guru di SMP Negeri 4 Bawang, Kabupaten Batang.

Mereka harus berjalan kaki hingga berkilo-kilometer karena akses yang ditempuh tidak dapat dilalui menggunakan kendaraan, khususnya sepeda motor.

Medan yang dilalui pun berbeda-beda dan cukup terjal.

Mereka harus naik serta menuruni perbukitan maupun tebing, hingga menyusuri sungai untuk bisa memberikan soal pelajaran kepada siswa di rumah mereka masing-masing.

Kepala SMP Negeri 4 Bawang, Mulud Sugito mengatakan, ada metode penbelajaran sistem online juga manual atau door to door guru ke siswa.

Memang pembelajaran melalui online tidak mudah bagi guru maupun siswa di sini, khususnya di Kecamatan Bawang.

Doni Monardo: Silakan Daerah Berzona Kuning Terapkan New Normal

Silakan Akses Link Ini, Jika Belum Dapat Bantuan Sembako, Warga Jateng Tinggal di Jabodetabek

Masuk Jakarta Tanpa SIKM, 20 Pekerja Bangunan Asal Tegal dan Banyumas Terancam Bayar Rp 1,2 Juta

Dua tenaga pendidik (guru) SMP Negeri 4 Bawang menyerahkan materi kepada seorang anak didiknya di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Kamis (4/6/2020).
Dua tenaga pendidik (guru) SMP Negeri 4 Bawang menyerahkan materi kepada seorang anak didiknya di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Kamis (4/6/2020). (TRIBUN BANYUMAS/DINA INDRIANI)

"Karena faktor kondisi daerah yang terkendala sinyal dan jaringan internet, banyak siswa atau wali murid yang tidak memiliki smartphone."

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved