Berita Banyumas

Pandangan Ahli Transportasi Unsoed Tentang Dampak Pemberlakuan Jalan Satu Arah di Purwokerto

Ahli Urban Transportation dari Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Probo Hardini mengatakan sistem satu arah.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rival Almanaf
Tribunbanyumas.com/ Permata Putra Sejati
Pengendara melintas di Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto sebagai salah satu ruas jalan yang memberlakukan sistem satu arah, Selasa (2/6/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten Banyumas telah mengambil kebijakan penerapan sistem satu arah di beberapa jalan utama di Purwokerto.

Kebijakan tersebut diambil dengan alasan untuk mengurangi kemacetan dan mengurangi keramaian demi memutus penyebaran covid-19.

Berdasarkan pantauan Tribunbanyumas.com, ruas-ruas jalan di Kota Purwokerto masih diramaikan oleh tingginya volume lalu lintas.

Ahli Urban Transportation dari Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Probo Hardini mengatakan sistem satu arah sepanjang Jalan Jenderal Soedirman dan Jalan Gatot Subroto diharapkan dapat mengurangi mobilisasi manusia di sepanjang jalan tersebut.

Kebijakan New Normal yang dikeluarkan pemerintah mesti diperhatikan dan dipatuhi dengan baik.

Haji Batal, Simak Cara Menarik Biaya Perjalanan Haji yang Terlanjur Dilunasi

Dampak Corona, 198 Calon Jemaah Haji Asal Kota Salatiga Batal ke Tanah Suci

Hotel di Jateng Siap Beroperasi Terapkan New Normal, Simak Protokol Kesehatan untuk Tamu

Permasalahan yang Membuat Ratusan Pilot Garuda Jadi Korban PHK

Perdagangan yang sempat sepi, mulai menggeliat lagi dengan harapan perekonomian bisa tetap tumbuh dan terjaga, tetapi di sisi lain kesehatan dan keselamatan tetap menjadi prioritas.

Dini yang juga merupakan ahli Transport Safety memaparkan bahwa penggunaan lahan di sepanjang kedua jalan mayoritas adalah sektor perdagangan dan jasa.

Oleh karena itu tidak heran kedua jalan itu menjadi sumber tarikan yang sangat besar dari pergerakan Kota Purwokerto.

Banyaknya tujuan-tujuan utama belanja dengan jangkauan regional, bukan saja dari masyarakat Purwokerto itu sendiri tetapi luar Purwokerto.

Menurutnya transportasi menjadi variabel yang sangat penting dalam rantai penyebaran Covid-19, jika melihat konsep physical distancing.

Mobilitas memegang peranan penting dalam proses penyebarannya.

"Upaya untuk menurunkan mobilitas dengan berbagai cara juga diharapkan bisa menjadi langkah yang efektif untuk menghambat terus meluasnya covid-19," katanya kepada TribunBanyumas.com, Selasa (2/6/2020).

Pihaknya menjelaskan bahwa penerapan satu arah untuk kedua jalan utama Purwokerto akan memberikan dampak yang besar terhadap pola pergerakan lalu lintas perkotaan.

Terutama terhadap kondisi sosio-ekonomi, pendapatan dan perkembangan aktivitas-aktivitas komersial di semua ruas jalan yang terpengaruh.

Pemberlakuan satu arah untuk suatu ruas jalan dimaksudkan untuk mengatur traffic demand sehingga diharapkan dapat menurunkan kemacetan dan tundaan di jalan tersebut.

Walaupun demikian, perlu diingat bahwa pergerakan terjadi dalam suatu sistem jaringan jalan yang antara satu ruas dengan ruas lainnya akan saling terkait.

Pemberlakuan satu arah terhadap satu ruas jalan akan memberikan dampak kepada ruas-ruas jalan yang lain karena adanya limpahan arus lalu lintasnya.

Pola sistem jaringan jalan yang ada di Kota Purwokerto menurutnya cenderung mengarah pada pola grid dengan relatif banyaknya persimpangan yang ada.

Dilihat dari konsep keterjangkauan, pola grid akan memudahkan pencapaian dari satu tempat ke tempat lainnya terutama bagi pejalan kaki.

Tetapi dengan banyaknya persimpangan akan berdampak pada potensi terjadi tundaan pada segmen-segmen ruas jalan dengan simpang tersebut.

Dini menerangkan bahwa perubahan dari jalan dua arah menjadi satu arah akan menambah kapasitas jalan yang dampak berkurangnya waktu tempuh karena berkurangnya hambatan dalam perjalanan.

Hambatan ini bisa berupa kendaraan-kendaraan lain dalam antrian arus lalu lintas juga hambatan samping (kendaraan keluar masuk, kendaraan parkir, pejalan kaki, dan kendaraan lambat).

Jika dipandang dari segi dampak lingkungan, tentu saja ini akan menguntungkan dengan berkurangnya penggunaan bahan bakar dan berkurangnya emisi gas buang.

Waktu perjalanan juga berpengaruh terhadap produktivitas dari pengguna jalan.

Tetapi di sisi lain, bertambahnya ruang pergerakan dalam suatu ruas jalan secara psikologis akan berdampak pada pengambilan angka kecepatan yang semakin tinggi pada pengendara.

Bertambah Lagi, 2 PDP Corona di Kabupaten Tegal Meninggal Dunia, Berasal Dari Pangkah dan Margasari

Patroli New Normal di Pasar Kota Tegal, Pengunjung dan Pedagang Tak Kenakan Masker Dihukum

Pembicaraan Via Video Call Wakapolres Purbalingga Dengan Kakak Kandungnya Sejam Sebelum Meninggal

Curi Sepeda Motor di Sebuah Gudang Desa, Warga Sokaraja Banyumas Dibekuk Polisi

"Di sini, pengambilan angka kecepatan yang tinggi (speeding) pada umumnya akan berkorelasi dengan naiknya kejadian kecelakaan," tegasnya.

Dengan kecepatan yang tinggi cenderung akan merugikan pedagang-pedagang kecil di sepanjang jalan tersebut.

Pengendara enggan untuk berhenti dan singgah karena akan langsung ke tujuan utamanya.

Selain itu angkutan umum akan terpengaruh karena mengharuskannya untuk mengubah rute trayeknya.

Pemberlakuan jalan satu arah pada dasarnya mengalihkan arus lalu lintas dengan memaksa pengguna jalan untuk melewati jalan-jalan yang lain.

Dari segi sosio-ekonomi, dampak dari rekayasa lalu lintas secara permanen akan memungkinkan berkembangnya lokasi-lokasi komersial lain pada rute-rute jalan pengalihan.

Dengan demikian perspektif tata ruang kota, persebaran aktivitas dan tata guna akan semakin merata. (TribunBanyumas/jti)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved