Teror Virus Corona

Surabaya Bisa Jadi The Next Wuhan Bila Warga Terus Ngeyel, Dominasi Kasus Covid-19 di Jatim

Surabaya Bisa Jadi The Next Wuhan Bila Warga Terus Ngeyel, Dominasi Kasus Covid-19 di Jatim

Istimewa
Ilustrasi penetrasi rapid test di pusat-pusat keramaian - Surabaya bisa menjadi the next Wuhan, bila warganya tetap ngeyel dan tak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. 65 persen kasus positif Covid-19 di Jatim berada di Surabaya Raya. 

Sebelumnya, dalam utasnya di Twitter, Aditya C Janottama dengan nama akun @cakasana mengkritisi penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh gugus tugas Surabaya.

Terkait hal itu, Fikser menyebut bahwa sejak awal penanganan Covid-19 yang dilakukan gugus tugas Surabaya selalu terbuka.

"Selain itu, kami juga melakukan penanganan Covid-19 dengan melakukan rapid test massal dan yang reaktif diajukan untuk melakukan tes swab."

"Ini semua kami buka karena kami tidak ingin seperti gunung es, kami buka tabir ini semuanya," kata dia.

Untuk itu, ia menyampaikan, apabila ada salah satu pihak, termasuk pemilik akun Twitter @cakasana yang masih kurang puas atau barangkali memiliki ide, Fikser berharap dia datang langsung ke Balai Kota Surabaya untuk berdiskusi dengan tim Gugus Tugas Surabaya.

Apalagi, jika melihat profilnya, lanjut Fikser, pembuat utas tersebut merupakan tenaga medis, pemikiran-pemikirannya bisa langsung disampaikan kepada gugus tugas.

Gadis 14 Tahun Dipenggal Oleh Ayahnya Karena Kabur Bersama Lelaki Berusia 35 Tahun

Darurat Bencana Virus Corona di Banyumas Diperpanjang Hingga 30 Juni, Begini Alasan Bupati

Tidak Dilayani Karena Tidak Kenakan Masker, Wanita Ini Lepas Celana Dalamnya di Depan Umum

MUI Sebutkan Syarat Daerah yang Wajib Menggelar Shalat Jumat di Indonesia

Sebab, kata Fikser, persoalan wabah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kota, tapi seluruh elemen harus terlibat.

Selain itu, pembuat utas itu bisa juga melalui organisasi kedinasannya.

Sebab, selama ini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Surabaya selalu melakukan koordinasi dengan baik bersama Gugus Tugas Surabaya (Pemkot Surabaya).

Terutama, tentang bagaimana penanganan dan pencegahan yang harus dilakukan untuk melawan wabah ini.

"Jadi, kami sangat menyayangkan kalau itu disampaikan di media sosial karena akhirnya akan menimbulkan persepsi atau pemahaman yang keliru di masyarakat."

"Kasihan yang terlibat di dalam penanganan ini begitu banyak orang, termasuk dari medis, teman-teman beliau juga,” kata dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Surabaya Bisa Jadi Wuhan kalau Warganya Tidak Disiplin"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved