Teror Virus Corona

Kebijakan yang Tidak Konsisten Terkait Covid-19 Ikut Andil Dalam Banyaknya Pelanggaran PSBB

Pemerintah telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai strategi guna mencegah penyebaran virus corona penyebab Covid-19.

Editor: Rival Almanaf
Kompas.com
Petugas gabungan memeriksa kendaraan dari luar kota saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/4/2020). Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengingatkan masyarakat agar menerapkan PSBB selama 14 hari dalam rangka percepatan penanganan Covid-19.(ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA) 

Dari jumlah total kasus positif yang mencapai 14.749 kasus saat itu, jumlah pasien positif usia 18-30 tahun adalah 18,9 persen atau 2.696 orang.

Sementara, jumlah pasien positif usia 31-45 tahun adalah 28,9 persen atau 4.123 orang.

Sehingga, total jumlah pasien di kelompok usia 18 hingga 45 tahun mencapai 6.819 kasus.

Angka tersebut berkontribusi sebesar 47,8 persen dari total kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Hal ini kemudian menimbulkan asumsi jika pemerintah saat ini sedang mengupayakan terciptanya stabilitas keamanan nasional dengan membuat roda perekonomian kembali berputar.

Menurut dia, kunci terciptanya stabilitas nasional adalah keberhasilan pemerintah dalam mempertemukan tiga isu kompleks, yaitu kesehatan, ekonomi, dan sosial.

Terungkap Oreo Supreme di Amerika Hanya Rp 45 Ribu Jauh Lebih Murah dari Harga di Indonesia

Jadwal Acara TV Hari Ini Kamis 21 Mei 2020 di Trans TV, GTV, RCTI, MNC TV, Trans 7, dan Net TV

UEFA Siapkan Format Baru Liga Champions, Digelar di Istanbul Turki

Kejutan Chelsea Saat Krisis Covid-19, Kontrak Dua Pemain Veteran Diperpanjang

Gabriel menyebut bahwa masyarakat Indonesia butuh sinyal ketegasan dan konsistensi dari pemerintah.

"Kombinasi antara ketidaktegasan atau ketidakkonsistenan dengan sikap masyarakat yang acuh atau menganggap remeh membuat respon terhadap Covid-19 dengan kebijakan apapun jadi kurang efektif," jelas Gabriel.

Menurut dia, kunci penanganan Covid-19 adalah adanya aksi kolektif antara pemerintah dan masyarakat.

"Itulah sebabbnya pemerintah pilih PSBB. Masyarakat juga harus belajar disiplin. Jika pemerintah tegas, reaksinya macam-macam. Begitu pemerintah longgar dan ada kejadian, pemerintah lagi yang disalahkan. Ini butuh sinergi pemerintah dan masyarakat," kata Gabriel. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masyarakat Abaikan PSBB, Akibat Tidak Sinkronnya Kebijakan Pemerintah?", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved