Berita Banjarnegara

Kisah Dokter Muda Cantik Layani Dua Nenek Buta di Banjarnegara, Ternyata Putri Seorang Kiai

Kisah Dokter Muda Cantik Layani Dua Nenek Buta di Banjarnegara, Ternyata Putri Seorang Kiai. ia adalah putri Khayatul Makky atau gus khayat

Penulis: khoirul muzaki | Editor: yayan isro roziki
Tribunbanyumas.com/Khoirul Muzaki
Minachun Syania, petugas medis dari Rumah Sakit Islam Banjarnegara memeriksa nenek tuna netra di rumahnya Desa Pucungbedug Banjarnegara. Dokter muda lulusan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) itu dikenal punya jiwa sosial yang tinggi. 

"Alhamdulillah wonten dokter ingkang kersa teng gubuk kula," kata Saminem, lirih.

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Berbebak standar peralatan medis seorang dokter, Minachun Syania, tak gentar menerobos hujan lebat dan jilatan petir di langit yang gelap.

Saat hujan deras, ia tetap nekat medatangi sebuah rumah sangt sederhana, yang dihuni dua nenek buta, Desa Pucungbedug, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara.

Jalanan menuju rumah nenek renta dan buta yang becek tersiram air hujan.

Ya, Syania merupakan seorang dokter muda yang punya jiwa sosial tinggi.

Ia tak sungkan jemput bola, tanpa pamrih mendatangi pasien yang membutuhkan uluran tangan dan bantuannya.

Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

Tukang Becak Berdarah-darah Dianiaya Anggota Ormas di Cilacap, Pelaku Kesal Lihat Korban Tak Puasa

Akhir Bahagia Anak Penjual Gorengan Yang Sabar Dibully Teman, Dapat Hadiah Motor dan Beasiswa

Guru Ngaji Dijambret, Tas Berisi Alquran Dibawa Kabur Dua Pemuda, Aksinya Terekam CCTV

Adalah Saminem (80) dan Ratinem (75), yang didatangi oleh Syania. Dua orang kakak-beradik berusia lanjut, yang kondisi kesehatannya memprihatinkan.

Mereka kehilangan penglihatan alias buta. Pendengaran mereka pun sudah tidak jelas.

Tidak ada penghuni lain di rumah sederhana itu, selain dua wanita renta yang lemah.

"Selain pemeriksaan kesehatan, juga kita beri asupan gizi, serta sejumlah pakaian baru," kata Syania, Selasa (19/5/2020).

Muka mereka yang keriput nampak berbinar saat tahu ada dokter mengunjunginya.

Gadis kelahiran 1996 ini pun memeriksa satu persatu kondisi kesehatan nenek tersebut.

Mulai mata yang sudah tidak bisa menangkap sinar sedikitpun, juga telinga yang sudah tak jelas pendengarannya.

Ternyata tekanan darah nenek itu juga tergolong tinggi kala itu.

Putri pertama pasangan Khayatul Makky dan Mumtatiah itu pun menyarankan kedua nenek tersebut agar tak terlalu banyak makan garam sebab tekanan darah yang tinggi.

Untuk menjaga kelangsungan kesehatan dua nenek renta itu, ia pun berharap pemerintah memperhatikan kesehatannya.

"Soal rumah yang kurang layak, akan kita pikirkan bersama, insya Allah ada jalan," kata dara manis, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung (Unisula) Semarang tahun 2020 ini.

Syania memang gemar mendatangi warga miskin dan membutuhkan uluran tangan, termasuk dengan komunitas peduli lumpuh dan stroke The Plegia.

Dokter yang bertugas di Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara itu, merupakan salah satu relawan tenaga medis di situ.

Mendapat kunjungan tak terduga, Saminem mengaku sangat bersykur.

Masih ada dokter, muda nan cantik lagi, yang mau mengunjungi ia da saudaranya.

"Alhamdulillah wonten dokter ingkang kersa teng gubuk kula. (Alhamdulillah ada dokter yang mau datang ke gubuk saya)," kata Saminem, lirih.

Khayatul Makky atau akrab disapa Gus Khayat, ayah Syania bersyukur anak pertamanya itu memiliki jiwa sosial dan kepekaan yang lebih terhadap masyarakat di sekitarnya.

Di Banjarnegara, menurut dia, masih banyak warga yang perlu diberi sentuhan semacam itu.

"Kegiatan sosial semacam itu mengasah kepekaan jiwanya, terlebih seorang dokter," kata pengasuh Ponpes Tanbihul Ghofilin Alif Baa Mantrianom, Bawang, Banjarnegara ini.

Jokowi Tidak Permasalahkan Pasar Kembali Buka dan Ramai, Asalkan Masyarakat Disiplin Jaga Jarak

Viral Indomaret Drive Thru Saat Pandemi Corona, Ternyata Baru Ada di Kota-kota Ini

Lebih 18.000 KK di Banjarnegara Terima BLT Rp600.000 dari APBD Kabupaten, Bupati: Sesuai Petunjuk

Kronologi Tukang Becak Berdarah-darah Diduga Dianiaya Anggota Ormas di Cilacap, Terkait Puasa

Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB mengapresiasi kegiatan blusukan dokter muda mendatangi kaum papa yang membutuhkan uluran tangan.

Ia berharap konsistensinya untuk menolong sesama ini dipegang teguh dokter dokter lain di wilayahnya.

"Syukur ke depan keilmuannya dilengkapi kemampuan lainnya dengan tujuan membantu masyarakat sekitar," kata Agus. 

Dokter Jiwa Jemput Bola

Sebelumnya, kisah serupa juga terjadi di Banjarnegara. Adalah dokter Seno Bayu Aji Sp KJ, rela blusukan ke kampung-kampung dan desa-desa, guna mencari pasien sakit jiwa atau orang dengan gangguang jiwa (ODGJ). 

Hal ini tetap ia lakuan di tengah masa pandemi virus corona. Ia prihatin, di tengah wabah virus corona, banyak orang takut mengunjungi rumah sakit, bahkan hanya untuk sekadar kontrol.

Padahal ada banyak warga yang membutuhkan pemeriksaan atau kontrol rutin hingga mengambil obat ke rumah sakit.

Bagi pasien gangguan jiwa misalnya. Mereka tidak boleh putus mengonsumsi obat secara teratur dalam kondisi apapun.

Hal inilah yang mendasari dokter spesialis jiwa Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara itu nekat blusukan ke kampung-kampung.

Ia khawatir wabah corona ini membuat pasien ODGJ berhenti mengonsumsi obat, sehingga kondisinya memburuk.

Di sisi lain, ia memaklumi kekhawatiran masyarakat untuk datang ke rumah sakit cukup tinggi.

Jika warga takut ke rumah sakit, Seno rela "jemput bola" mendatangi pasien gangguan jiwa di rumahnya.

"Saat ini wabah virus corona membuat takut masyarakat untuk datang ke rumah sakit. Kami mencoba untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat," katanya.

Meski sebenarnya, menurut dia, warga tidak perlu takut untuk berobat atau kontrol kesehatan di rumah sakit.

Pasalnya, di tempatnya bertugas, RSI Banjarnegara, penanganan pasien infeksius dan non infeksius telah dipisahkan.

Beberapa waktu lalu, ia ditemani tim kesehatan rumah sakit mendatangi pasien Desa Singamerta Kecamatan Sigaluh Banjarnegara, Jumat (10/4).

Bukan hanya mengedukasi agar pasien gangguan jiwa tetap konsumsi obat, pihaknya memeriksa langsung, serta memberikan obat yang dibutuhkan pasien.

Pihaknya bekerjasama dengan Puskesmas, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan aparat di desa.

"Kami terus berupaya dan berusaha untuk melakukan kegiatan serupa secara periodik, mingguan maupun bulanan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved