Berita Regional

Hebohkan Dunia Kecoh Tim SAR, Misteri Sinyal Tanda Bahaya di Laut Bangka Akhirnya Terungkap

Hebohkan Dunia, Misteri Sinyal Tanda Bahaya di Laut Bangka Akhirnya Terungkap

"Sebelumnya Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkalpinang menerima sinyal distress pada 6 Mei 2020 pukul 12.00 WIB, dengan jumlah notifikasi berkelanjutan sebanyak 17 kali yang dimulai dari pukul 11.59 hingga 17.08 WIB."

TRIBUNBANYUMAS.COM - Sinyal tanda bahaya (distress alert) yang selalu muncul dari Laut Bangka akhirnya terungkap.

Munculnya sinyal tanda bahaya dari Laut Bangka yang secara bekala terus menerus berulang sempat menghebohkan dunia.

Musababnya, sinyal tersebut tak hanya diterima tim search and rescue (SAR) di Indonesia, melainkan juga negara-negara lainnya.

Distress alert tersebut rupanya muncul dari alat pemancar sinyal tanda marabahaya yang diduga sengaja dibuang kapal tanker.

Penemuan alat tersebut menjadi jawaban dari misteri sinyal tanda bahaya yang kerap kali muncul di Laut Bangka.

Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

Polisi Ungkap Fakta Lain Misteri Surat Cinta Mayat Wanita dalam Kardus, Bujuk Orang Lain Mengaku

Simak Syarat Mendapatkan Transfer Rp 600 Ribu dari Pemerintah Melalui BST Kemensos

Malu Terima Bantuan, 12 Warga Banyumas Kembalikan BLT Corona, Bupati: Terima Kasih Keikhlasannya

 "Sebelumnya Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkalpinang menerima sinyal distress pada 6 Mei 2020 pukul 12.00 WIB, dengan jumlah notifikasi berkelanjutan sebanyak 17 kali yang dimulai dari pukul 11.59 hingga 17.08 WIB," kata Kepala Kantor SAR Pangkalpinang Fazzli dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/5/2020).

Berdasarkan pelacakan petugas, diketahui alat berjenis Emergency Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB) tersebut berasal dari kapal SC Eternity XLVII-LPG Tanker milik PT Sukses Inkor Maritim.

Setelah 7 jam pencarian dengan armada KN Karna 246, pelontar sinyal ditemukan pada koordinat 1°45.168'S 107°10.412'E.

"Selanjutnya tim mematikan perangkat tersebut dan balik ke dermaga," ujar Fazzli.

Menurut Fazzli, alat berbentuk kotak hitam tersebut sengaja dibuang awak kapal setelah mereka mendapatkan alat yang baru.

"Mereka membawa 2 unit EPIRB. Selajutnya EPIRB yang lama diganti dengan EPIRB yang baru dan yang lama dibuang ke laut. Seketika itu Basarnas mendapatkan notifikasi terus-menerus mengenai distress alert," kata dia.

Menghebohkan Dunia

Bukan hanya Kantor SAR Pangkalpinang saja yang mendapatkan info tersebut.

Namun seluruh negara mendapatkan info distress alert dan ini menghebohkan SAR secara internasional apabila tidak segera ditemukan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved