Berita Nasional
Kaum Muda NU Ciptakan Ventilator Darurat Bersertifikat Internasional, P2N: Bisa Diproduksi Massal
pandemi covid-19, Kaum Muda NU yang tergabung dalam P2N Ciptakan Ventilator Darurat Bersertifikat Internasional minta pemerintah untuk produksi Massal
"Kami memohon kepada Presiden RI, agar Pemerintah berkenan menagkap peluang ini. Merk-nya kita hibahkan ke negara pun tidak masalah. Alat ini murah dan bagus, kita niatkan bersama-sama untuk kemanusiaan."
TRIBUNBANYUMAS.COM - Resah dengan kondisi pandemi virus corona (Covid-19) yang belum terkendali, anak-anak muda Nahdlatul Ulama (NU) yang tergabung dalam Profesional dan Pengusaha Nahdliyin (P2N) berkreasi menciptakan 'ventilator darurat'.
Kaum muda Nahdliyin menilai, di tengah pandemi Covid-19 seperti ini tentu keberadaan ventilator sangat dibutuhkan oleh rumah sakit-rumah sakit.
Sementara, sebagian besar ventilator masih merupakan produk yang harus didatangkan dari luar negeri alias impor.
"Kami warga NU berniat untuk membantu pemerintah dengan alat yang dapat kami ciptakan, yaitu ventilator darurat."
"Alat yang masih dibutuhkan banyak oleh rumah sakit di Indonesia," tutur Wakil Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N), Witjaksono, dalam keterangan tertulis yang diterima TribunBanyumas.com, Rabu (22/4/2020).
• Ketua PBNU Minta Kartu Prakerja Dikaji Ulang, Nilai Banyak Timbulkan Mudarat dan Syubhat
• Tarif Pelatihan Kartu Prakerja Tidak Wajar, Pelatihan Ojol Rp 1 Juta, Hipmi: di Google Gratis
• CEO Ruang Guru Mundur Jadi Stafsus Presiden Jokowi Setelah Tarif Pelatihan Kartu Prakerja Disorot
• Karut-Marut Bansos Warga Terdampak Corona, Orang Kaya hingga Ketua RT Mengadu Dapat Paket Bantuan
Menurut Witjaksono, angka kematian yang tinggi akibat Covid-19 di Indonesia, satu di antaranya dikarenakan oleh kurangnya ventilator di rumah sakit tempat pasien virus corona dirawat.
Diketahui virus corona baru atau SARS-CoV-2 tersebut menyerang paru-paru dan menyebabkan pasien kesuliatn bernafas, sehingga dibutuhkan ventilator.
"Sedangkan ventilator menjadi barang langka di seluruh dunia karena permintaan yang terus bertambah," ucapnya.
Karena iu, menurut Witjaksono, rekan-rekan muda Nahdliyin bersama 'Agusta' menawarkan
solusi kepada pemerintah, agar ventilator darurat tersebut dapat diproduksi massal.
"Meski ini 'ventilator darurat' tapi bisa diproduksi massal, karena sudah lolos uji dan sudah terverifikasi dan diakui secara internasional."
"Produksi massal alat ini bisa untuk memenuhi kebutuhan ventilator yang tinggi di rumah sakit, saat pandemi corona ini," kata dia.
Menurut Witjak, biaya produksinya pun tidak tinggi, hanya sekitar Rp10 juta.
"Kami memohon kepada Presiden RI, agar Pemerintah berkenan menagkap peluang ini. Merk-nya kita hibahkan ke negara pun tidak masalah."
"Alat ini murah dan bagus, kita niatkan bersama-sama untuk kemanusiaan,” lanjut Witjaksono yang juga merupakan Ketua KorNas Pertanian PBNU-Kementan.
Untuk diketahui 'Agusta' adalah perusahaan anak bangsa satu-satunya di Indonesia dan Asia Tenggara yang tergabung dalam 'Forum OxyGen Project' yang berpusat di Barcelona, Spanyol.
Dikatakannya, di Spanyol alat seperti ini telah diproduksi secara massal oleh Volkswagen Group atas perintah dari Pemerintah Spanyol.
• Update Corona di Cilacap 22 April: Pasien Positif bertambah 2 Orang, PDP meninggal bertambah 3 Orang