Berita Pendidikan

Belajar di Rumah Diperpanjang, PGRI Jateng Minta Pemerintah Siapkan Panduan Khusus

PGRI Jateng: adanya keluhan dari peserta didik dengan banyaknya tugas di rumah, lantaran tidak ada panduan belajar secara daring (online).

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/MAMDUKH ADI PRIYANTO
Ketua PGRI Jateng, Muhdi (kiri) menyiapkan bantuan untuk tenaga medis dan masyarakat dalam menghadapi virus corona (Covid-19), Senin (13/4/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Proses belajar mengajar di rumah diperpanjang hingga 30 April 2020.

Awalnya, Pemprov Jateng meniadakan belajar di kelas atau study at home sampai 13 April 2020.

Lantaran melihat perkembangan kasus wabah virus corona (Covid-19), perpanjangan pun dilakukan.

Ketua Pengurus PGRI Provinsi Jawa Tengah, Muhdi menuturkan, adanya keluhan dari peserta didik dengan banyaknya tugas di rumah, lantaran tidak ada panduan belajar secara daring (online).

KABAR BAIK Kota Tegal, Satu Pasien Positif Corona Sembuh, Dedy Yon: Kini Nol Kasus

Wanita Asal Salatiga Ini Berniat Jual Ginjal, Bingung Bayar Utang, Harus Dilunasi Besok di Ungaran

Dikirim Tiga Tahap ke RSUD Cilacap, TKI di Hongkong Sumbang Alat Kesehatan

Biaya Perawatan Pasien Virus Corona Ditanggung Pemerintah

"Memang banyak kendala ketika pemerintah secara tiba-tiba memutuskan untuk siswa belajar di rumah."

"Tapi ini memang keputusan yang tepat. Bayangkan jika siswa masih belajar di ruang kelas dengan adanya wabah ini," ucapnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (13/4/2020).

Namun saat ini dirasa ada kendala teknis yang terjadi untuk belajar online.

Seperti masih lemahnya jaringan internet di beberapa titik pelosok di Jawa Tengah.

Selain itu, masih minimnya peralatan atau perlengkapan yang dimiliki siswa sehingga sebagian di antara mereka tidak bisa mengakses pembelajaran daring.

Yang akhirnya, guru memberikan tugas secara manual yang dikerjakan di rumah.

Meskipun demikian, kata dia, ini merupakan upaya yang bisa dilakukan guru untuk mencegah penyebaran virus corona.

"Oleh karena itu, kami harap pemerintah menyediakan panduan belajar."

"Tidak hanya untuk peserta didik, tetapi juga bagi guru dan orangtua mereka," jelasnya.

Meskipun panduan belajar itu dinilai telat, namun tetap saja berguna di masa perpanjangan belajar di rumah.

"Tentu ini mengagetkan karena tidak ada persiapan apa yang harus dilakukan untuk belajar di rumah."

"Alangkah baiknya ada panduan, ya semoga dalam waktu dekat ini panduan itu jadi," tandasnya.

Yang terjadi saat ini ketika belajar di rumah, lanjutnya, kurikulum yang hendak dicapai, tidak berjalan maksimal.

Namun, baik untuk menjaga semangat belajar anak didik.

Panduan ini penting agar pembelajaran bisa berlangsung secara nyaman dan efektif.

Sehingga siswa merasa bersemangat untuk belajar dari rumah.

Mengapa harus ada panduan atau pedoman juga untuk orangtua?

Muhdi menegaskan, banyak orangtua yang tidak bisa mendampingi si anak lantaran tidak di rumah atau pergi merantau.

Sementara, berdasarkan riset yang dilakukan PGRI Jateng saat ini persentase pembelajaran daring sudah meningkat sekira 98 persen.

Angka ini lebih meningkat signifikan dibanding sebelumnya yang sekira 60 persen. (Mamduh Adi)

UPDATE Covid-19 Indonesia Senin 13 April - Positif Corona Masih Bertambah, Kini Total 4.557 Kasus

Update Cilacap Senin 13 April - 107 ODP Masih Dipantau, 29 PDP Tunggu Hasil Uji Swab

Bentuk Seksi Pemakaman di 10 Desa, Camat Maos: Sekadar Antisipasi Hal Terburuk Covid-19 Cilacap

Ditemukan Tas Mencurigakan di Cilacap, AKP Onkoseno: Masih Kami Proses

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved