Berita Purbalingga
Di Purbalingga, Ina Farida dkk Koordinir Warga Jahit Masker, Dibagikan Gratis ke Masyarakat
Di Purbalingga, Ina Farida dkk Koordinir Warga Jahit Masker, hasilnya Dibagikan Gratis ke Masyarakat dan puskemas. sudah 6000 masker dibagikan
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: yayan isro roziki
Hingga saat ini, ada sekitar 6.000 masker yang telah diproduksi dan dibagikan secara gratis kepada warga dan Puskesmas.
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Saat pandemi virus corona di Tanah Air belum terkendali, kebutuhan masker di masyarakat sangat tinggi.
Terlebih dengan adanya imbauan pemerintah, agar menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Di sisi lain, ketersediaan masker di pasaran terbatas.
Kondisi ini membuat Ina Farida (33), warfa Desa Semampir, Kacamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, menggerakan warganya yang bisa menjahit untuk memproduksi masker.
Nantinya, masker hasil produksi secara swadaya itu dibagikan secara gratis.
Ina tak bergerak sendirian. Ia beraksi bersama enam orang temannya di desa tersebut.
Bahan-bahan masker yang diproduksi Ina dan kawan-kawan (dkk) dibeli dari hasil donasi elemen masyarakat.
• Pak RT dkk Provokator Tolak Pemakaman Jenazah Perawat RSUP Kariadi Korban Corona Ditangkap Polisi
• Oknum Satpam Tampar Perawat, Sedang Berobat, Tak Terima Diingatkan Soal Pakai Masker
• Ratusan Penjahit di Banjarnegara Banting Setir Produksi Masker Kain, Raib: Harganya Tak Aji Mumpung
• Jubir Gugus Tugas: Pemerintah Minta Masyarakat Tak Tolak Pemakaman Jenazah Terkait Virus Corona
"Awalnya saya bersama teman-teman mengadakan donasi. Pemerintah desa (Pemdes) mengabarkan ke masyarakat, bagi yang bisa ikut menjahit silahkan ikut menjahit, " jelasnya, saat dihubungi TribunBanyumas.com, Sabtu (11/4/2020).
Menurutnya hasil donasi itu dibelikan kain dan diserahkan ke warga yang bisa menjahit.
Ada sekitar 20 orang penjahit di desanya yang ikut berpartisipasi memproduksi masker.
"Jadi kalau motong bahannya di rumah saya. Terus menjahitnya dilakukan di masing-masing rumah penjahitnya," ujar dia.
Hingga saat ini, lanjut dia, ada sekitar 6.000 masker yang telah diproduksi oleh warga di desanya.
Masker itu telah di distribusikan ke warga sekitar, dan Puskemas.
"Apabila ada yang membutuhkan masker bisa ambil ke rumah saya," ujar dia.
Ia menuturkan masker yang diproduksinya masih belum mencukupi kebutuhan warga di desanya, yang berjumlah sekitar 10 ribu jiwa.
Dirinya berharap terdapat donatur yang hendak berdonasi agar bisa melanjutkan aksi sosialnya.
"Jika ada donatur yang berdonasi bisa hubungin saya di nomor 081327148001," tukasnya.
• Update Virus Corona Indonesia, 11 April - Meningkat Tajam, 3.842 Positif, 327 Meninggal, 286 Sembuh
Berdayakan UMKM
Di sisi lain, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, mengambil kebijakan untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar membuat masker dan Alat Pelindung Diri (APD).
Kebijakan tersebut agar UMKM tidak tergerus akibat dampak Covid-19.
"Pandemik Covid 19 akan berpengaruh dalam berbagai sektor termasuk UMKM dan Industri."
"Kami mengambil kebijakan pengadaan masker dan APD dibuat oleh UMKM yang dibuat UMKM di Purbalingga," jelas Bupati akrab disapa Tiwi dari Rilis diperoleh TriibunBanyumas.com.
Tiwi mengakui mencari masker untuk tenaga medis sangat susah di pasaran dan harus menunggu beberapa lama jika melakukan pemesanan.
Begitu juga APD yang dikenakan oleh petugas medis, saat ini pemesanannya lama dan harganya juga lebih mahal.
• Hari Ini Dibuka, Kartu Prakerja Bukan Hanya untuk Pengangguran, Siapa Saja yang Boleh Mendaftar?
“Agar UMKM tidak jatuh terpuruk, maka Pemkab meminta UMKM untuk membuat masker berbahan kain dan APD,” tutur Bupati.
Menurut Bupati Tiwi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga telah memesan 100 ribu masker yang akan dibagikan ke masyarakat. Namun saat ini baru 7.000 masker yang telah jadi dan dibagikan ke masyarakat.
Diterangkannya, saat ini Balai Latihan Kerja (BLK) hanya mampu memproduksi maksimal 1.000 masker per harinya atau sekitar 25 ribu hingga 30 ribu per bulannya.
Satu masker berharga Rp3.500 yang digunakan untuk membeli bahan baku dan ongkos penjahit.
“Kekuranganya, tentunya dari pelaku UMKM. Kami mendorong pelaku UMKM untuk khususnya penjahit untuk membuat masker dan APD. Harganyapun jika dihitung lebih murah,” katanya.
• Lebih dari 100 Ribu Orang, Korban Meninggal Setelah Terinfeksi Virus Corona di Seluruh Dunia
• 2.108 Orang Meninggal dalam Sehari, Amerika Catatkan Rekor Kematian Tertinggi karena Corona
• Indonesia Berpotensi Jadi Episenter Baru Wabah Virus Corona? Ini Penjelasan Pakar
• Seberapa Efektif Masker Kain Cegah Penularan Virus Corona? Berikut Penjelasan Dokter
Ia juga meminta pemerintah desa untuk memberdayakan warganya yang bisa menjahit untuk membuat masker.
Kepala desa dapat mengalokasikan dana desa untuk pencegahan Covid-19, termasuk pembuatan masker yang dibagikan kepada warganya.
“Seperti yang dilakukan oleh Pemdes Pepedan Kecamatan Karangmoncol, pihak Pemdes memesan lima ribu masker dari warganya kemudian dibagikan kepada warganya juga. Ini patut dicontoh oleh desa-desa lainnya," tukasnya. (*)