Berita Kesehatan
Sejak Januari 2020 17 Orang Tewas Karena DBD di Jateng, Cilacap Paling Tinggi
Kabupaten Cilacapa menduduki peringkat tertinggi di Jawa Tengah dengan angka kejadian demam berdarah sejak Januari 2020 lalu.
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Kabupaten Cilacapa menduduki peringkat tertinggi di Jawa Tengah dengan angka kejadian demam berdarah sejak Januari 2020 lalu.
Berdasarkan data Dinkes Jateng per 10 Maret 2020 pukul 19.00 WIB, dari total 35 kota/ kabupaten tercatat ada total 1.227 pasien.
Daerah tertinggi penderita DB yakni Cilacap dengan 146 pasien dan 2 meninggal dunia.
Kemudian, Kabupaten Jepara 104 pasien dan 1 meninggal dunia, Kota Semarang 85 pasien dan 2 meninggal dunia.
Selanjutnya di Kabupaten Tegal ada 76 pasien dan 1 meninggal dunia, disusul Brebes dan Kebumen dengan 61 pasien dan 1 meninggal dunia.
• Tiga Pasien Positif Corona Sembuh dan Pulang Hari Ini, Simak Jumlah Pasien Positif Hari Ini
• Dinas Ketahanan Pangan Jateng Cek Kadar Pestisida Sayuran di Pasar Segamas, Begini Hasilnya
Total sebanyak 17 orang di Jawa Tengah meninggal dunia akibat terjangkit demam berdarah (DB).
Data tersebut mengacu pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng sejak Januari hingga awal Maret 2020.
Angka kematian tersebut cenderung menurun sekitar 1,39 persen dibanding triwulan pertama tahun 2019 yang mencapai 26 orang per 100 ribu pasien.
Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, tahun ini angka kasus kematian akibat DB di Jateng masih di bawah 2 persen.
"Kita ingin menekan terus jangan sampai lebih dari 2 persen. Kalau bisa di bawah 1 persen. Kalau bisa tidak ada kematian," ungkap Yulianto di Semarang, Rabu (11/3/2020).
Yulianto menjelaskan, terkait upaya pencegahan DB yang terus dilakukan agar masyarakat sadar dan mengambil langkah preventif dengan rutin melakukan pemberantasan sarang atau jentik nyamuk.
• Duet Hari Nur Bruno Silva Kembali, Simak Daftar 20 Pemain yang Dibawa PSIS Menjamu Arema di Magelang
• Paman dan Keponakan Ditangkap di Alun-alun Banjarnegara, Kapolres: Mereka Hendak Transaksi Sabu
"Di setiap rumah dan sekolahan serta kantor atau institusi apapun, ada juru pemantau jentik yang memastikan tiap-tiap itu tidak ada satu jentik pun."
"Kalau tidak ada jentik maka tidak ada nyamuk Aedes aegypti, kalau tidak ada nyamuk itu tidak ada demam berdarah," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya wabah DBD di Indonesia ternyata lebih ganas dari corona.
Dari Januari hingga 11 Maret 2020 DBD sudah menewaskan 104 jiwa di Indonesia.