Berita Purbalingga
Petani Purbalingga Khawatir Lahannya Tergerus Pertambangan Serayu, Pemilik Enggan Menjawab Soal Izin
Masyarakat Desa Karangcengis resah akan adanya penambangan di bantaran sungai Serayu tepatnya di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: Rival Almanaf
TRIBUNBANYUMAS. COM, PURBALINGGA - Masyarakat Desa Karangcengis resah akan adanya penambangan di bantaran sungai Serayu tepatnya di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga.
Keresahan tersebut dialami masyarakat yang memiliki lahan pertanian di sekitar tambang.
Merekat takut penambangan dapat merusak lahan pertanian.
Informasi dari masyarakat, penambangan tersebut dilakukan perangkat desa Karangcengis.
Saraun satu diantara penggarap lahan pertanian sekitar penambangan mengaku tambang tersebut dikelola kasi pemerintahan di desa Karangcengis.
Dia takut adanya penambangan dapat menggerus tanah pertanian yang digarapnya.
• Dilarang Bersandar karena Corona di Kota Semarang, Kapal Pesiar Tetap Merapat Ini yang Dilakukan
• Konsultasi Soal Virus Corona? Hubungi Dokter RSUD Margono Purwokerto, Ini Nomor Teleponnya
• Miliarder Ini Tinggal Bersama Empat Istri Dalam Satu Rumah, Sebulan 40 Kali Berhubungan Badan
• Sedang Beraktifitas Menambang, Dua Dump Truck Terjebak di Sungai Serayu
"Penambangan pasir sudah mendekati lahan pertanian tempat saya," tuturnya,Kamis (5/3/2020).
Menurutnya penambangan di lokasi tersebut sangat ramai. Banyak dump truk yang mengantre disekitar areal penambangan.
"Penambangannya pakai eskavator dan mesin sedot," tuturnya.
Penggarap lainnya, Sanaah mengaku tanah disekitar sungai Serayu milik negara.
Dirinya diminta pajak oleh Pemerintah Desa untuk menggarap pertanian di area tersebut.
"Dahulu ada Kadus yang pernah bilang kalau ada tambang yang merusak lahan pertanian silakan dilaporkan. Tapi sekarang lahan yang saya garap sudah
dijadikan tambang," tutur dia.
Dia tidak bisa protes adanya penambangan tersebut. Dirinya malah mendapat intervensi dari pengelola tambang.
"Saya protes malah dikatain pajak banyak siapa sama kamu. Pak Sulis ratusan juta pajaknya," kata dia.
Disisi lain pengelola tambang, Sulis Ismail enggan menjawab pertanyaan terkait izin penambangan.
Dia hanya mau menjawab jika yang menanyakan dari aparat kepolisian maupun ESDM bukan wartawan.
"Kalau masalah izin saya tidak mau jawab kecuali yang tanya aparat maupun ESDM," tukasnya. (rtp)
Ia hanya menyebut penambangannya tersebut telah ada sejak tiga tahun yang lalu.
Ia mengklaim area penambangannya menyerap banyak tenaga kerja dari masyarakat setempat.
"Yang pada nganggur, jadi preman, pada insyaf cari batu di sungai. Penambangan di Karangcengis Alhamdulillah mengatasi kemiskinan," tutur dia.
Meski demikian ia menyebut saat ini sedang mengalami kerugian karena debit sungai serayu meluap.
Hal itu membuat depo penambangannya terendam banjir.
Ia mengatakan tidak hanya depo penambangannya saja yang terkena banjir.
Penambangan di sekitarnya juga terkena banjir.
"Kalau kejadian alam tidak bisa menyalahkan orang perorang," tutur pemilik yang juga sebagai perangkat desa Kasi Pemerintahan Desa Karangcengis.
Menurut dia, jika debit air naik aktivitas penambangan berhenti. Namun kejadian dua truk terendam air kebetulan sedang parkir di area penambangannya.
"Kebetulan saat debit air naik sopir truknya rumahnya jauh sehingga truknya terendam air," tuturnya.
• Ditinggal Takziah, Dana BOS SMP Rp 150 Juta Raib, Pelaku Ditangkap di Cilacap
• Pernyataan Pemerintah Berseberangan dengan Pasien Positif Corona, Simak Beberapa Rangkumannya
• Facebook Ikut Perangi Corona, Begini Caranya Menurut CEO Mark Zuckerberg
• Mayat Perempuan Tergeletak di Dekat Hotel Bintang 4. Tanpa Atasan, Ditutupi Plastik dan Sprei Hijau
Sulis juga mengalami kerugian akibat luapan air di sungai Serayu. Kerugian yang dialami mencapai Rp 300 juta.
"Yang rusak selain truk juga tiga alat berat rusak," kata dia. (rtp)