Teror Virus Corona
Mahasiswa UMP Purwokerto Turun ke Jalan, Kampanye Lawan Virus Corona
Akademisi dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sosialisasi gerakan cuci tangan yang baik, Kamis (5/3/2020).
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Akademisi dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sosialisasi gerakan cuci tangan yang baik, Kamis (5/3/2020).
Itu dilakukan mereka sebagai bagian upaya menangkal virus corona yang saat ini sedang mewabah, tak terkecuali di Indonesia.
Tidak hanya melakukan sosialisasi para mahasiswa juga mempraktikkan bagaimana tata cara cuci tangan yang baik dan benar.
Sebab penting untuk tidak bergantung pada masker.
• Masih Tunggu Hasil Jakarta, Ini Kondisi Terkini Empat Pasien Terduga Suspect Corona di Banyumas
• Pelantikan Perangkat Desa Bertarif, Capai Rp 80 Juta, Polres Purbalingga: Sisa Uang di Laci Kades
• Pasien Asal Kaliajir Positif Corona, RSUD Margono Purwokerto Pastikan Hoaks, Ini Info Sebenarnya
• Tiga Desa di Kecamatan Jeruklegi Bakal Dilintasi Tol Pejagan-Cilacap, Exit Tol di Sumingkir
"Pesannya pertama adalah mencoba tenang, tidak panik terkait keberadaan virus corona di Indonesia," ujar Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kerja Sama UMP, Dr Jebul Suroso kepada TribunBanyumas.com, Kamis (5/3/2020).
Pihaknya mengatakan, jika pada dasarnya penyakit dan virus itu ada sejak dahulu.
Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak panik namun tetap waspada.
Selain juga tentunya tetap menjaga hidup sehat.
Selain berkampanye, UMP juga melakukan imbauan agar tidak bepergian ke luar negeri atau negara-negara terdampak corona.
"Di Banyumas saat ini ada yang masih diobservasi karena diduga suspect virus corona."
"Kami berpesan supaya jujur, ada atau tidak kontak dengan orang-orang yang baru saja dari negara-negara terdampak corona," katanya.
Terkait wabah corona, pihak UMP juga telah membatalkan sebuah acara konferensi ilmiah di luar negeri.
Jika ada dosen pergi ke luar negeri, supaya melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
"Jika ada mereka yang sudah terjadwal dan tidak bisa ditunda, maka orang itu harus melakukan tes kesehatan terlebih dahulu."
"Kemudian tidak boleh ada deman, dan panik serta tidak terindikasi sebelumnya, maka dia boleh pergi ke luar," tambahnya.
Dr Jebul Suroso mengatakan, saat ini ada satu dosen yang mendapatkan fasilitas beasiswa dari China.
Sekarang sudah berada di Indonesia dan tengah diobservasi.
• Resep Hari Ini, Rutin Minum Susu Kunyit Bisa Cegah Pertumbuhan Kanker, Begini Cara Mudah Bikinnya
• Sungai Serayu Meluap, Rumah Warsinah Kebanjiran: Baru Kali Ini Lama Surutnya
• Dinkes Banjarnegara: Tolong Laporkan Kami, Kalau Ada Warga Seusai Pulang dari Luar Negeri
• Tol Gedebage - Cilacap Masuk Proses Tender Investasi, Camat Jeruklegi: Waspada Calo Tanah
Krisis Masker
Pasca pengumuman dua WNI positif virus corona, penjualan masker di Purwokerto terus mengalami kelangkaan.
Seusai wabah virus corona resmi masuk ke Indonesia, angka pembelian masker di sejumlah apotek mengalami kenaikan.
Namun demikian kelangkaan masker sudah mulai sejak merebaknya virus corona sekira dua bulan yang lalu atau awal Januari 2020.
Kebetulan satu bulan ini kelangkaan masker di sejumlah daerah tidak terkecuali Banyumas menjadi semakin parah.
Hal itu diakibatkan karena memang ketersediaannya yang sudah tidak ada.
"Hampir di semua apotek sudah kosong, karena apotek ini jalur resmi."
"Dari distributornya juga sudah kosong," ujar Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Banyumas, Khafidz Nasrudin kepada TribunBanyumas.com, Rabu (4/3/2020).
Pihaknya menyampaikan, jika stok semakin menipis bahkan sudah tidak ada pasca ada dua warna negara Indonesia dinyatakan positif virus corona.
Ditambah lagi ada terduga suspect corona yang dirujuk ke RSUD Banyumas.
Itu juga faktor membuat permintaan semakin meningkat.
Namun karena ketersediaannya yang memang sudah tidak ada, permintaan masker sulit bisa dipenuhi.
Pihaknya mengatakan, jika ikatan apoteker telah membuat pernyataan resmi yang pada intinya apoteker bukanlah penimbun masker.
"Makanya ada yang salah kaprah, kami ini melalui jalur resmi."
"Kalau ada pasti kami akan menjual dengan harga normal," katanya.
Dalam kondisi normal satu apotek biasa hanya menjual paling banyak satu boks masker.
Satu boks masker tersebut biasanya berisi 50 masker.
"Dalam kondisi normal apotek menjual paling banyak satu boks. Itu juga belum tentu habis semua," imbuhnya.
Berdasarkan data yang dimiliki IAI Cabang Banyumas, saat ini ada sebanyak 205 apotek yang terdata.
"Dari jumlah 205 apotek itu sudah kosong semua untuk saat ini."
"Karena dari distributornya sudah kosong," tandasnya.
Harga normal masker sebelum ada ramai wabah virus corona adalah sekira Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu per satu boks dengan satuannya dijual Rp 3 ribu.
Sementara kondisinya saat ini untuk masker biasa bisa mencapai Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu.
Seorang penanggungjawab apotek di Purwokerto, Eni Rahma Wulandari berkata jika ketersediaan masker sudah langka sejak Januari 2020.
"Biasanya kami order 3 sampai 4 boks. Satu boks isinya ada yang 50 hingga 100."
"Sementara hand sanitizer sudah tidak ada sejak awal Februari 2020," pungkasnya. (Permata Putra Sejati)
• Bayi Kembar Tiga, Diketahui Eva Saat Usia Kandungan Lima Bulan, Joned Beri Nama Ketiga Anaknya Ini
• Dua TKW Terduga Suspect Virus Corona di Banyumas, Perlu Moratorium Pekerja Migran Indonesia?
• Exit Tol Sumingkir Kecamatan Jeruklegi Jadi Titik Pertemuan Pejagan dan Gedebage
• Warung Jahe Rempah Mbah Jo Semarang, Bukti Kesaktian Wabah Virus Corona, Kewalahan Layani Pembeli
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/masker-ump-purwokerto.jpg)