Teror Virus Corona
205 Apotek di Banyumas Krisis Masker, Eni Rahma: Terjadi Sejak Januari, Termasuk Hand Sanitizer
Pasca pengumuman dua WNI positif virus corona, penjualan masker di Purwokerto terus mengalami kelangkaan.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Pasca pengumuman dua WNI positif virus corona, penjualan masker di Purwokerto terus mengalami kelangkaan.
Seusai wabah virus corona resmi masuk ke Indonesia, angka pembelian masker di sejumlah apotek mengalami kenaikan.
Namun demikian kelangkaan masker sudah mulai sejak merebaknya virus corona sekira dua bulan yang lalu atau awal Januari 2020.
Kebetulan satu bulan ini kelangkaan masker di sejumlah daerah tidak terkecuali Banyumas menjadi semakin parah.
Hal itu diakibatkan karena memang ketersediaannya yang sudah tidak ada.
• Dua TKW Terduga Suspect Virus Corona di Banyumas, Perlu Moratorium Pekerja Migran Indonesia?
• Tiga Desa di Kecamatan Jeruklegi Bakal Dilintasi Tol Pejagan-Cilacap, Exit Tol di Sumingkir
• Cerita Dosen Undip Ciptakan Masker Herbal, Diklaim Bisa Memfilter Polusi Udara
"Hampir di semua apotek sudah kosong, karena apotek ini jalur resmi."
"Dari distributornya juga sudah kosong," ujar Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Banyumas, Khafidz Nasrudin kepada TribunBanyumas.com, Rabu (4/3/2020).
Pihaknya menyampaikan, jika stok semakin menipis bahkan sudah tidak ada pasca ada dua warna negara Indonesia dinyatakan positif virus corona.
Ditambah lagi ada terduga suspect corona yang dirujuk ke RSUD Banyumas.
Itu juga faktor membuat permintaan semakin meningkat.
Namun karena ketersediaannya yang memang sudah tidak ada, permintaan masker sulit bisa dipenuhi.
Pihaknya mengatakan, jika ikatan apoteker telah membuat pernyataan resmi yang pada intinya apoteker bukanlah penimbun masker.
"Makanya ada yang salah kaprah, kami ini melalui jalur resmi."
"Kalau ada pasti kami akan menjual dengan harga normal," katanya.
Dalam kondisi normal satu apotek biasa hanya menjual paling banyak satu boks masker.