Wawancara Khusus

Wakil Duta Besar RI di Mesir Bicara Murahnya Biaya Hidup di Kairo: Rp5.000 Cukup untuk Makan

Wakil Duta Besar RI di Mesir Bicara Murahnya Biaya Hidup di Kairo: Rp5.000 Cukup untuk Makan

TribunJateng.com
Wakil Duta Besar (Dubes) RI untuk Mesir, M. Aji Surya, saat berkunjung ke kantor Tribun Jateng. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Tempat kuliah dan belajar Islam moderat. Begitulah kira-kira jawaban ketika ditanya apa yang diketahui soal Mesir.

Ya, di negara tersebut memang terdapat pusat utama pendidikan sastra Arab dan pengkajian Islam di dunia yang berada di Kairo, Universitas Al Azhar.

"Ada sekitar 8.500 pelajar dari Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar," kata Wakil Duta Besar RI di Kairo Mesir, M Aji Surya, saat mendatangi Kantor Tribun Jateng di Jalan Menteri Supeno No. 30 Kota Semarang, Jumat (21/2).

Ia bercerita tentang kondisi mahasiswa Indonesia dan biaya hidup yang sangat terjangkau di ibukota Mesir, Kairo.

Berikut petikan wawancara eksklusif wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi dengan Wakil Dubes M. Aji Surya.

Hasil Lengkap Liga Inggris dan Klasmen Sementara: Chelsea Hempaskan Hotspur, Citizens Menang Tipis

Hasil Lengkap dan Klasmen Seri A Liga Italia: CR7 - Ramsey Bawa Juventus Kokoh di Puncak Klasmen

Hasil Lengkap dan Klasmen La Liga Spanyol: Messi Cetak Quattrick, Barcelona Gusur Real Madrid

Hattrick Lionel Messi Akhirnya Pecah Telur Setelah Hampir 400 Menit Tanpa Gol di Barcelona

Bagaimana kondisi keamanan dalam negeri di Mesir?

Sekarang di bawah As-Sisi (Presiden Mesir, Abdul Fattah As-Sisi), sudah jauh lebih baik.

Karena keamanan baik, pembangunan juga meningkat. Dan ekonomi juga terus membaik.

Tapi tentu, jangan membandingkan (situasi) Mesir dan Indonesia karena tidak apple to apple.

Dua negara ini situasinya berbeda. Kondisi demokrasi di Indonesia jelas tidak sama dengan di sana.

Menteri PMK Muhadjir Usul Fatwa Si Kaya Menikahi Si Miskin, Begini Tanggapan Sandiaga

Seperti apa keadaan saudara kita, para pelajar, yang ada di sana?

Ada sekitar 8.500 mahasiswa dari Indonesia. Kemarin, ada sekitar 400 mahasiswa baru.

Banyak sekali pastinya. Ada yang lebih banyak lagi, yakni dari Malaysia sekitar 13.000 mahasiswa.

Ada beberapa universitas, tetapi sekitar 99,9 persen orang Indonesia berkuliah di Al Azhar. Kuliah di sana selalu diperkenalkan Islam moderat.

Harapannya, lulusan dari sana bisa ikut mewarnai Indonesia dengan Islam moderat bisa hidup kembali dalam kebhinekaan Indonesia.

Tantri Kotak Umumkan Nama Lengkap Anak Kedua, Ini Arti dan Penjelasannya

Ada mindset yang sama di kalangan masyarakat menengah ke bawah atau yang ada di pedesaan antara Indonesia dan Malaysia untuk bercita-cita kuliah di Al Azhar.

Mereka menyebutnya 'sesuatu'.

Di sana mereka memiliki persatuan kekeluargaan sendiri, biasanya perprovinsi. Ada yang dari Jogja, Jateng, dan sebagainya.

Mereka kebanyakan belajar pengetahuan agama, meskipun Mesir tengah mengembangkan pengetahuan lain.

Rata-rata mereka belajar ushuluddin dan syariah. 80 persen pelajar di sana ambil jurusan dua itu.

Mengaku Bisa Gandakan Uang Dengan Bantuan 40 Jin, Dua Dukun Diringkus Polisi

Kendala apa yang sering dialami mahasiswa di sana?

Yang paling krusial mereka datang ke KBRI itu masalah visa. Visa itu mereka harus memperbaharui setahun sekali, untuk calon mahasiswa yang masih sekolah bahasa harus memperbaharui sekitar tiga bulan sekali.

Tapi, karena negara tersebut menggunakan pendekatan keamanan tinggi, sehingga ini tidak mudah.

Harus diverifikasi oleh national security.

Jadi penerbitan telat. Seharusnya tiga bulan selesai visanya, tapi molor tiga bulan setengah.

Nadiem Perintahkan Kemendikbud Investigasi Lapangan Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi, Usut Tuntas

Teman-teman yang tidak punya visa, terkadang menggunakan id card atau surat keterangan dari universitas, itu bisa membantu.

Tapi, ketika ada razia jadi masalah. Mereka biasanya langsung telepon, KBRI pun langsung meluncur.

Kami biasanya menerapkan immediately respond, jadi apa yang diminta, kami langsung turun.

Adakah program kemudahan yang ditawarkan untuk masyarakat Indonesia yang ingin kuliah di sana?

Pemerintah Mesir memberikan sangat banyak kemudahan dari dulu sampai sekarang. Al Azhar memiliki pendapatan luar biasa dari kekayaan yang ada.

Dari amal usaha begitu banyak dari dulu yang dipakai untuk mahasiswa asing termasuk dari Indonesia.

Kamu Gemar Makan Ditemani Kerupuk? Perhatikan Dampak Buruknya Bagi Kesehatan

Saat ini, bukan Al Azhar saja yang menarik, tetapi juga Bahasa Arab yang dipelajari di Mesir.

Banyak santri, mahasiswa, dosen ke Kairo Mesir untuk mendalami bahasa selama 2-3 bulan.

Selain profesional, biaya yang harus dikeluarkan juga relatif murah.

Ada sekitar 180-an kuota beasiswa pertahun. Ada juga fund (pendanaan) negara lain yang memberikan beasiswa.

Angkot yang Ditumpangi Kecelakaan, Mahasiswi Unpad Ini Bersyukur: Selamat dari Musibah Lebih Besar

Bagaimana agar bisa kuliah?

Untuk seleksi, dilakukan di Kementerian Agama. Al Azhar telah melakukan MoU dengan kementerian.

Mereka harus lolos seleksi. Mereka akan diuji kemampuan berbahasa Arab, kesehatan, dan wawasan kebangsaan.

Kemarin hanya ada 400 yang diterima dari 8.000 pendaftar.

Hikma KPAI Ingatkan Perempuan Hati-hati Renang Bareng Lelaki, Bisa Hamil Tanpa Penetrasi. Benarkah?

Setiap tahun Kemenag membuka seleksi. Setelah diterima, sesampai di Mesir mereka tidak langsung kuliah, tapi tes bahasa.

Dari kemampuan bahasa, bisa diketahui tarafnya, rendah, advance, itu mempengaruhi kapan mereka masuk kuliah. Kalau ada bekal lebih bagus lagi.

Berapa besaran biaya hidup yang harus dikeluarkan ketika kuliah di sana?

Biaya hidup itu average-nya cukup $ 100 atau sekitar Rp1,4 juta perbulan.

Di Jakarta lebih mahal. Bahkan, anak-anak itu hidup dengan anggaran kurang dari $ 100.

Kenapa bisa begitu? kuliah agama di Al Azhar itu gratis, tinggal kemauan untuk belajar.

Kedua, makanan dan tempat tinggal di sana masih banyak subsidi.

Viral Video Ojek Pangkalan Peras Penumpang di Kalideres, Polisi: Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara

Anak-anak sekali makan paling habis Rp5.000 untuk sekali makan di Kairo.

Menunya roti, telur satu, dan ada sayurannya.

Apalagi kalau masak sendiri pasti akan lebih murah, transportasi juga murah.

Tempat tinggal di dormitory dengan kapasitas satu kamar untuk beramai-ramai.

Biaya hidup murah ini yang membuat kalangan menengah dan ke bawah ramai-ramai ingin sekolah di sana.

Orangtua mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya.

Kisah Pilu Khoirunnisa, Korban Tregedi Susur Sungai SMPN 1 Turi Dimakamkan Tepat pada Ultah ke-13

Anak-anak di sana bekerja part time (paruh waktu), tentu itu tidak legal, tapi pemerintah membiarkannya, mereka menutup mata. Selama ini, tidak ada yang ditangkap.

Memang perjalanan pesawat mahal. Tapi ada mahasiswa yang pulang ke Tanah Air beberapa tahun sekali.

Bahkan ada yang 6 tahun sekali baru pulang.

Di sana saya kira tidak ada mahasiswa kita pakai mobil, hidup dalam kesederhanaan.

Manchester City Diterpa Isu Kepindahan Secara Masif, Pep Khawatirkan Real Madrid dan Barcelona

MA Tegaskan Tak Akan Ikut dalam Upaya Pencarian Nurhadi, Hatta Ali Mlipir saat Ditanya Wartawan

Viral Video Pria Banting Sepeda Motor karena Tak Terima Ditilang Akhirnya Minta Maaf

Cerita Kehidupan Koruptor, Dindang Kamar dan Kasur Dilapisi Berton-ton Uang Agar Nyenyak Tidur

Mereka banyak naik bus atau angkutan umum. Itu bisa mereduksi living cost.

Di sana suasananya dalam pesantren tapi di dalam kota besar Kairo.

Soal yang lain, bagaimana kesan masyarakat Mesir terhadap Indonesia?

Saya pikir, jika anak muda Mesir ditanya Indonesia, pasti mereka mengatakan Indonesia merupakan negara muslim yang sangat baik. Image-nya bagus sekali.

Mungkin, karena di sana jarang ada TKI yang di negara lain kita dianggap jelek. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved