Berita Regional
Bayi 11 Bulan di Sampang Madura Meninggal Dunia 4 Jam Setelah Imunisasi, Begini Penjelasan Dinkes
Seorang bayi berusia 11 bulan di Sampang, Madura meninggal setelah diberikan imunisasi oleh bidan desa.
TRIBUNBANYUMAS.COM, MADURA - Seorang bayi berusia 11 bulan di Sampang, Madura meninggal setelah diberikan imunisasi oleh bidan desa.
Bayi malang tersebut adalah Nur Aqifah (11 bulan), putri sulung pasangan suami istri Zainal Arifin (31) dan Novita Sari (21).
Nur Aqifah diduga meninggal setelah mendapat imunisasi pada Selasa (11/2/2020).
Kejadian tersebut menyebabkan trauma bagi Zainal dan Novita.
Hosiyeh, nenek Nur Aqifah menceritakan, pada hari Selasa sekitar jam 10.00 WIB, cucunya diberi imunisasi oleh bidan Desa Sawah Tengah, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
Sekitar empat jam kemudian, cucunya mulai demam disertai kejang-kejang.
• Wakil Menteri Desa Beberkan Ciri Dana Desa Tidak Dikelola dengan Baik di Banyumas
• Setelah Video Viral Penganiayaan Siswa, Muhammadiyah Purworejo Akan Ubah SMP Menjadi Sekolah Inklusi
• Kronologi Kakek di pekalongan Tertabrak Kereta Api Kamandaka, Sempat Diklakson Lama
• Mantan Kahumas Unnes yang Jadi Saksi Kasus Plagiasi Rektor Dibebastugaskan, Ini Alasan Pihak Kampus
"Karena kejang-kejang, cucu saya bawa ke Polindes setempat. Sampai di sana, bidan mengatakan sudah meninggal dunia," ujar Hosiyeh saat dihubungi Jumat (14/2/2020).
Menurut Hosiyeh, sebelum diberi imunisasi, cucunya dalam keadaan sehat.
Namun, karena ada anjuran untuk diberi imunisasi, maka bayi tersebut dibawa ke bidan.
"Kedua orangtuanya sampai sekarang masih trauma, tidak mau bicara ke media. Jadi mohon maaf," ujar Hosiyeh.
Di lain sisi Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang Agus Mulyadi memberikan klarifikasi soal dugaan kematian Nur Aqifah.
Menurut dia, tidak ada korelasinya antara pemberian imunisasi terhadap kematian bayi.
Namun, untuk memastikan penyebab kematian tersebut, menurut Agus, dibutuhkan tindakan otopsi.
"Untuk diotopsi, pihak keluarga dan masyarakat desa setempat menolak dan memilih damai," ujar Agus Mulyadi.
Menurut Agus, pemberian imunisasi yang dilakukan bidan setempat sudah sesuai dengan prosedur.