Begitu Asap Rokok Dihembuskan, Ibu-ibu yang Sudah Dandan dan Berlatih Yel-yel Terhipnotis 3 Jam
Dua di antaranya mengalami kerugian materil berupa perhiasan emas, ponsel serta uang tunai
Korban Hartiningsih, Ibu Edy, diminta menanggalkan perhiasan dan ponsel ke dalam tas masing-masing.
Pelaku beralasan saat acara nanti, bakal ada sedikit santunan sehingga jangan menunjukkan kemewahan.
"Ya sudah kita nurut saja karena katanya mau ada santunan, jangan terlihat mewah."
"Itu belum masuk ke mal. Kita masih di depan mal kira-kira 50 meterlah dari pintu masuk," jelas Hartiningsih.
Selanjutnya, pelaku memerintahkan Tati untuk mencari tempat fotokopi untuk mengkopi berkas indentitas peserta.
Dua korban yang tadi sudah diminta untuk melepas perhiasan lalu diperintahkan masuk ke dalam mal.
Dua korban lagi,yakni Ibu Mantio dan Ibu Marni diperintahkan menjaga tas dan barang berharga milik dua korban yang masuk ke dalam mal.
"Kita diantar sampai ke dalam mal, terus kita diminta nunggu."
"Dia pergi lagi ke luar mal alasannya buat menjemput yang dua teman kita yang tadi jaga tas," jelas dia.
Selanjutnya, korban yang memegang tas lalu dihampiri pelaku dan dia meminta agar menyerahkan tas milik Hartiningsih dan Ibu Edy.
"Kata Ibu Mantio dan Ibu Marni dia agak memaksa, cuma saya heran juga itu kenapa bisa dikasih."
"Pas sudah pegang tas itu dia langsung suruh Ibu Manatio ke atas menyusul saya," jelas dia.
Ketika sudah mendapatkan tas berisi barang-barang berharga, pelaku kabur mengenakan taksi konvensional.
"Alasan dia pergi pakai taksi buat menjemput teman-teman kita yang masih di rumah."
"Kan kita ada 10, yang jalan duluan ke mal baru 5, nah ternyata dia kabur enggak balik," jelasnya.
Para korban baru sadar ketika Tati mengecek langsung ke dalam mal dan bertanya ke sekuriti apakah ada acara produk susu yang disebut pelaku.
"Pas di cek dalam mal enggak ada acara A, dari situ sadar kalau kita ditipu," papar Hartiningsih.
5. Beraksi seorang diri
Hartiningsih mengatakan pelaku berjumlah satu orang yang mengaku sebagai utusan dari salah satu produk susu khusus lansia.
"Pelaku satu orang, dia pelaku tunggal, enggak bawa teman, identitas seragam juga enggak ada," kata Hartingsih, Senin, (3/1/2020).
Gelagat pelaku ketika bertemu dengan para korban kerap sibuk menelfon, dia seolah sedang berbincang dengan rekanya membicarakan persiapan syuting dengan para korban di salah satu mall di Bekasi.
"Dia sering nelfon, enggak bener apa enggak, bicara soal ya itu buat acara, kaya ngomongin seragam buat kita, terus tempat, segala macem," jelas dia.
Hartiningsih ketika itu melihat pelaku memang pandai bicara. Dia juga terlihat cepat membaur tanpa malu dengan ibu-ibu yang menjadi korban.
"Orang kaya gampang aja membaur, ngomong pinter luwes aja enggak malu walaupun baru kenal, ibu-ibu sini jugakan jadi biasa aja enggak curiga," ucapnya.
Adapun aksi penipuan diduga menggunakan modus hipnotis ini terjadi pada, Kamis, 16 Januari 2020.
Korban berjumlah 10 orang, dua diantaranya mengalami kerugian materil berupa perhiasan, ponsel dan uang tunai yang dibawa kabur pelaku.
Modus penipuan sendiri cukup berani, pelaku berpura-pura sebagai utusan dari salah satu produk susu khusus lansia.
Salah satu korban bernama Tati, seorang kader posyandu awalnya bertemu dengan pelaku di Puskesmas.
Dia diminta untuk mengumpulkan 10 orang lansia di lingkungan tempat tinggalnya untuk mengikuti acara produk susu di salah satu mall di Bekasi. (Yusuf Bachtiar)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul 5 Fakta Penipuan Massal di Bekasi: Hipnotis Pakai Asap Rokok, Awalnya Dilatih Yel-yel Syuting TV