Musim Hujan Sudah Tiba, tapi Ribuan Hektar Sawah di Kebumen Justru Kekeringan, Petani Menjerit
Waduk Sempor dan Wadaslintang Kekurangan Air, Ribuan Hektar Sawah di Kebumen Kekeringan tak Bisa Tanam
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Volume air waduk masih jauh dari cukup untuk mengairi lahan.
"Volume air belum mencukupi. Nanti akan dibuka jika air sudah mencukupi,"kata Darmaji Kepala Bagian Unit Pengelolaan Bendungan (UPB) Waduk Sempor dan Wadaslintang, (23/1)
Kondisi ini, menurut dia, terjadi karena faktor alam.
Curah hujan yang rendah sejak awal musim penghujan menyebabkan waduk belum terisi maksimal.
Bahkan hingga saat ini, kedua waduk itu belum mencapai elevasi normal hingga bisa mencukupi kebutuhan pengairan.
Cekaman kemarau panjang juga diduga memengaruhi keringnya waduk hingga proses pengisiannya lama.
Darmaji belum bisa memastikan kapan pintu waduk untuk irigasi dibuka mengingat tingkat elevasi waduk masih jauh di bawah normal.
Tetapi khusus untuk waduk Wadaslintang, kemungkinan pintu waduk bisa dibuka pada Februari 2020.
Tetapi keputusan ini masih menunggu hasil rapat kemudian, serta kecukupan air waduk.
"Nanti masih menunggu hasil rapat,"katanya
Kondisi waduk yang kekurangan air saat musim penghujan ini sangat jarang terjadi.
Bahkan sepengetahuan dia, kasus itu baru kali ini terjadi sejak awal pembangunan waduk itu.
Dampaknya pun luas bagi kehidupan masyarakat yang memanfaatkan air waduk itu.
Waduk Sempor selama ini mengairi 6.478 hektar lahan pertanian warga di Kabupaten Kebumen.
Sementara 31 ribu hektar lahan pertanian di Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Wonosobo menggantungkan pengairannya dari waduk Wadaslintang.
Darmaji mengatakan, sebagian petani masih bisa bercocok tanam dengan memanfaatkan air hujan atau sungai-sungai di sekitar lahan.
Tetapi sebagian besar belum ditanami karena sangat bergantung pasokan air dari waduk. (*)