LBH Pers: Selama 2019 Polisi Paling Banyak Lakukan Kekerasan Terhadap Jurnalis, 33 Oknum Tersangkut
Dari 75 kasus kekerasan terhadap jurnalis di 2019, 33 di antaranya dilakukan oleh aparat kepolisian. Sementara, dari kalangan militer justru nihil
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Selama kurun waktu 2019, banyak kasus kekerasan yang menimpa para jurnalis di lapangan saat peliputan.
LBH Pers mencatat, setidaknya ada 75 kekerasan yang menimpa jurnalis saat para juru warta sedang melakukan tugasnya.
Dari sekian kasus yang ada, LBH Pers menyebut, yang paling banyak melakukan kekerasan terhadap jurnalis adalah aparat kepolisian.
• Mengaku Pimpinan Kerajaan Agung Sejagat Purworejo dan Bikin Heboh, Segini Pengikut Totok di Ig
• Cari Barang Bukti Kasus Wahyu Setiawan KPK Geledah Kantor KPU RI
• Warga Karangtalun Cilacap Temukan Piton 4 Meter di Kandang Ayam, Pernah di Lemari hingga Boks Bayi
• Demi Perjuangkan Hak Asuh Betrand Peto, Ruben Onsu Jawab 500 Pertanyaan Psikolog
"Tindak kekerasan terhadap jurnalis pada 2019 paling banyak dilakukan oleh aparat kepolisian," kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Ade Wahyudi, di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (13/1/2020).
Menurut Ade, hal itu terlihat dari cara aparat mengamankan aksi unjuk rasa, terutama di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Kenapa kemudian terbesar adalah aparat Kepolisian? Karena ini terkait bagaimana kepolisian mengamankan aksi demostrasi," terangnya.
• Soal Pergi ke Solo di Tengah Masa Rehabilitasi, Nunung: Sakit Gigi!
• Usai Buron Berbulan-bulan, Pasangan Selingkuh Ini Ditangkap Kejari Cilacap
Ade mengatakan, dalam aksi unjuk rasa di Jakarta, cukup banyak korban akibat tindak kekerasan yang dilakukan polisi.
Terutama saat aksi demonstrasi terkait hasil Pemilihan Presiden 2019 dan unjuk rasa pengesahan RUU KUHP.
Setidaknya ada 33 aparat yang diduga melakukan kekerasan terhadap jurnalis. "Di Jakarta cukup banyak korban terkait dengan peliputan aksi demonstrasi aksi RUU KUHP, terkait dengan waktu itu demonstrasi Bawaslu itu juga cukup banyak," sambungnya.
Pelaku dari Kalangan Militer Berkurang
Di balik banyaknya oknum Polisi melakukan kekerasan terhadap jurnalis, Ade justru menyebut pelaku dari instansi militer berkurang di tahun 2019.
"Di beberapa laporan kita sebelumnya kan terekam pelaku dari kalangan polisi dan militer, di tahun ini kita temukan pelaku militer tidak ada tapi oknum kepolisian meningkat," ungkapnya.
• 6 Film Indonesia Tayang Februari 2020 di Bioskop, Film Genre Horor hingga Romantis
• Niat Kencani Wanita Cantik di Hotel, Luki Malah Disiram Bensin, Tubuhnya Nyaris Habis Terbakar
Kekerasan pada jurnalis, lanjutnya, juga dilakukan masyarakat. Catatan LBH Pers ada 17 orang yang diduga melakukan kekerasan pada jurnalis di 2019.
Selanjutnya, pejabat publik sebanyak tujuh orang, pebisnis enam orang, simpatisan partai empat orang, dan supporter olahraga dua orang.
"Nah supporter di beberapa pertandingan sepak bola itu banyak juga kekerasan-kekerasan (terhadap) jurnalis. Karena supporter-nya terlalu agresif.
• Perjuangan Anggota Brimob yang Ditembak KKB Papua saat Buang Sampah, Terus Diberondong Meski Jatuh
• Sergej Milankovic-Savic: Hanya Dua Kepastian di Dunia Ini, Kematian dan Lazio Tak Pernah Menyerah
Kemudian ada supporter dari pendukung partai itu juga menjadi salah satu," ucapnya.
Sebelumnya, LBH menyebut ada 75 kasus kekerasan terhadap jurnalis. Kasus tersebut paling banyak terjadi di Jakarta dengan total 33 kasus. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul LBH Pers: Polisi Paling Banyak Lakukan Kekerasan Terhadap Jurnalis pada 2019