30 Kapal Ikan Asing Masih Berkeliaran di Laut Natuna, Ini yang Langkah Dilakakukan TNI
Kogabwilhan I secara intensif melakukan pemantauan kedaulatan teritorial di sekitar Laut Utara Natura. Termasuk mengerahkan pesawat intai maritim
TRIBUNBANYUMAS.COM, NATUNA - Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I secara intensif melakukan pemantauan kedaulatan teritorial di Laut Utara Natura dan sekitarnya.
Pemantauan juga melibatkan pesawat intai maritim Boeing 737 AI-7301 TNI Angkatan Udara (AU) dari Skadron 5 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Dari hasil pantauan, Sabtu (11/1/2020), masih banyak kapal ikan asing (KIA) yang bebas berkeliaran di perairan Natuan dan sekitarnya.
• Foto-foto Megahnya Rumah Berarsitektur Jawa Mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan di Banjarnegara
• Hasil Lengkap Semifinal Malaysia Masters 2020, 4 Wakil Kalah, Indonesia Dipastikan Tanpa Gelar
• Waspada Tukang Tahu Bulat Pegangi Dada Pembeli Anak-anak di Banyumas
• Satu Keluarga Dibantai Secara Keji di Banyumas, Terbongkar 5 Tahun Kemudian, Ini Pengakuan Pelaku
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, Laksdya TNI Yudho Margono, mengatakan operasi pengamanan di wilayah Laut Natuna sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu.
Pascakeberadaan Kapal Coast Guard China, Kapal Pengawasan Perikanan China dan kapal ikan asing (KIA) asal China.
"Hari ini kita lakukan pantauan udara, mengunakan pesawat intai maritim Boeing 737 AI-7301 TNI AU dari Skadron 5 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar," kata Yudho, melalui keterangan tertulis.
Hasilnya, terpantau sedikitnya ada 30 KIA yang masih menduduki Laut Natuna bagian utara. "Saat ini KIA tersebut bukan malah berkurang, melainkan semakin bertambah dan jumlahnya sekitar 30 KIA," ujarnya.
• Bursa Transfer Liga 2, PSCS Cilacap Mulai Berburu Rekrutan Baru, Eks Pemain Klub Liga 1 Merapat?
• Warga Ponjen Purbalingga Temukan Situs Diduga Candi, Pernah Ditinjau Balai Arkeologi
Menindaklanjuti temuan tersebut, Yudho mengatakan, dirinya langsung memerintahkan tiga kapal perang Republik Indonesia (KRI).
Yakni KRI Karel Satsuit Tubun (KST) 356, KRI Usman Harun (USH) 359 dan KRI Jhon Lie 358 untuk langsung menuju koordinat kapal-kapal asing yang terdeteksi tersebut.
Hal ini bertujuan untuk melakukan langkah-langkah pengusiran terhadap kapal ikan tersebut agar keluar dari wilayah laut Indonesia.
Kapal-kapal asing tersebut harus keluar dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
"Hal yang pertama kali dilakukan yakni persuasif menginformasikan kapal-kapal tersebut bahwa telah masuk wilayah Indonesia dan kemudian dilakukan pengusiran," kata Yudho.
• BPCB Jateng Tak Persoalkan Lokasi Penemuan Arca Ganesha Kembali Ditanami Kentang. Ini Alasannya
• Daftar Resmi Lalu Lintas Trasfer Pemain di 4 Liga Top Eropa - Jumat, 11 Januari 2020
Bahkan, menurut Yudho, pihaknya juga melakukan komunikasi kepada Kapal Coast Guard China, agar memberitahu kepada kapal-kapal ikannya untuk keluar dari wilayah Indonesia, termasuk ZEE Indonesia.
"Namun jika kapal-kapal asing tersebut tetap tidak keluar dari wilayah Indonesia, maka dilaksanakan penegakan hukum, kapal-kapal tersebut ditangkap dan diproses secara hukum," ucapnya.
Untuk itu, KRI tetap disiagakan untuk operasi patroli laut. Sementara, operasi udara menggunakan pesawat tetap dilakukan hingga benar-benar wilayah Laut Natuna bagian utara aman dari aktivitas pencurian ikan oleh kapal asing. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 30 Kapal Asing Masih di Laut Natuna, TNI Lanjutkan Pemantauan Udara
• Kisah Mencekam Bus Malam-malam Terjebak di Jalan Perbatasan Banjarnegara-Kebumen, Penyebab Terungkap
• Kisah Pilu Dua Gadis di Bawah Umur, Ditipu dan Dijual Rp250 Ribu di Batam