Pasar Tradisional Kudus

Di Balik Pawai HUT RI, Pedagang Pasar Kliwon Kudus Menjerit Omzet Anjlok 70 Persen Soal Tren Online

Puluhan pedagang konveksi menggelar pawai untuk menyuarakan keprihatinan mereka. Mereka berharap pemerintah hadir untuk melindungi pasar tradisional

Penulis: Saiful Masum | Editor: Daniel Ari Purnomo
SAIFUL MASUM
PAWAI PEDAGANG KLIWON: Puluhan pedagang Pasar Kliwon Kudus saat menggelar aksi pawai di sekitar pasar di Kudus, Senin (18/8/2025). Selain menyemarakkan HUT RI, pawai ini juga menjadi ajang para pedagang untuk menyuarakan keprihatinan atas anjloknya omzet akibat persaingan dengan pasar online. (TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Puluhan pedagang Pasar Kliwon Kudus menggelar sebuah pawai untuk menyemarakkan HUT ke-80 RI, Senin (18/8/2025).

Namun, di balik suasana pawai yang meriah, tersimpan sebuah "jeritan" keprihatinan.

Aksi ini sekaligus menjadi cara para pedagang untuk memprotes kondisi pasar yang semakin sepi dan anjloknya omzet hingga 70 persen akibat gempuran belanja online.

Baca juga: Kisah Usaha Trofi Legendaris di Gang Sempit Kudus, Berkah Agustusan Datangkan Ratusan Pesanan

Pemerintah Harus HadirĀ 

Ketua penyelenggara pawai, Setio Budi, mengatakan, aksi ini bertujuan untuk mengangkat kembali nama Pasar Kliwon yang dulu menjadi primadona, sekaligus sebagai bentuk ekspresi keprihatinan.

"Keluhan utama pedagang adalah sepinya pembeli. Zaman sekarang, masyarakat lebih banyak belanja lewat marketplace atau sosial media. Kalau dibiarkan, daya beli di pasar tradisional semakin menurun," terangnya.

Ia menegaskan, pawai ini juga ditujukan untuk mengingatkan pemerintah agar memberi perhatian lebih bagi keberlangsungan pasar tradisional di Kabupaten Kudus.

"Harapan kami sederhana, jangan sampai Pasar Kliwon sebagai pasar terbesar di Kudus justru tenggelam. Pemerintah harus hadir melindungi dan mendukung pedagang kecil," serunya.

lihat fotoSUARAKAN KEPRIHATINAN: Para pedagang Pasar Kliwon membawa papan nama usaha mereka saat mengikuti pawai di Kudus, Senin (18/8/2025). Mereka berharap pemerintah hadir untuk melindungi eksistensi pasar tradisional di tengah gempuran platform digital. (TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM)
SUARAKAN KEPRIHATINAN: Para pedagang Pasar Kliwon membawa papan nama usaha mereka saat mengikuti pawai di Kudus, Senin (18/8/2025). Mereka berharap pemerintah hadir untuk melindungi eksistensi pasar tradisional di tengah gempuran platform digital. (TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM)

Harapan Pedagang SeniorĀ 

Salah seorang pedagang yang telah puluhan tahun berjualan di Pasar Kliwon, Sukini (55), mengaku mengalami penurunan omzet yang sangat drastis sejak maraknya perdagangan online.

Ia berharap, ada terobosan dari pemerintah agar euforia jual beli di Pasar Kliwon dapat kembali bergairah seperti di masa jayanya.

"Kami hanya ingin Pasar Kliwon ramai lagi seperti dulu," tegasnya.

Menanggapi keluhan ini, Kepala Dinas Perdagangan Kudus, Andi Imam Santosa, menyebutkan bahwa pihaknya tengah mengkaji wacana untuk memperpanjang waktu operasional Pasar Kliwon hingga malam hari untuk menarik minat masyarakat.

Namun, rencana ini masih dalam tahap sosialisasi.

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved