Wonosobo
Wonosobo Meretas Jalan Bagi Kaum Difabel, dari Perda hingga Ujung Trotoar
Wonosobo mungkin belum sempurna, tapi janji untuk menjadi 'rumah' bagi semua warganya kini mulai terasa wujudnya.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: Daniel Ari Purnomo
Hasilnya? Kristijadi memperkirakan, sekitar 70 hingga 80 persen gedung layanan publik kini telah memiliki fasilitas dasar bagi kaum difabel.
Angka itu mungkin belum sempurna, tapi di baliknya ada denyut komitmen yang terus berdetak.
“Walaupun secara fisik belum sempurna, paling tidak kita sudah ada komitmen menuju Wonosobo yang inklusif,” ucapnya.
Dan janji itu tak berhenti di pintu kantor.
Ia merayap hingga ke trotoar-trotoar kota.
Pemerintah daerah kini juga mulai menerapkan prinsip yang sama di ruang-ruang publik, memastikan setiap jengkal tanah Wonosobo bisa dinikmati oleh semua.
Prosesnya memang tak secepat membalik telapak tangan.
Gedung-gedung tua menjadi tantangan.
Anggaran menjadi pertimbangan.
Namun, melalui rapat-rapat koordinasi dan inventarisasi, catatan-catatan kecil terus dibuat.
"Kalau ada catatan, kita sampaikan saat rakor. Kalau memungkinkan, kita anjurkan dilakukan rehabilitasi," kata Kristijadi.
Wonosobo sedang dalam perjalanan panjang.
Perjalanan untuk memastikan bahwa kata 'pelayanan publik' benar-benar berarti melayani seluruh publik, tanpa terkecuali.
Sebuah perjalanan dari janji di atas kertas, menjadi jalan yang benar-benar bisa dilalui oleh semua.
'Bapak, Saya Mau Pindah Sekolah Saja', Tangis Ayah Almarhum Siswa SD di Wonosobo |
![]() |
---|
Eko Purwanto Nahkodai PPDI Wonosobo Gantikan Ketua Lama yang Mundur |
![]() |
---|
Tangis Haru Derun si Petani, Rumah Papan Miringnya Kini Dibedah Bank Wonosobo |
![]() |
---|
Pesan Pemerintah Sering Gagal Paham, Puluhan Admin Medsos Pemkab Wonosobo Dikumpulkan |
![]() |
---|
Bupati Wonosobo Minta BUMN-Swasta Kurangi Seremoni, Perbanyak Aksi Sosial Seperti Bedah Rumah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.