Berita Jateng

Air Mata Ahmad Luthfi dan Puisi Disabilitas Netra di Wonogiri

Momentum tersebut bermula saat Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang juga Bapak Disabilitas Jawa Tengah mengunjungi SLBN Wonogiri.

ist/dok pemprov jateng
USAP AIR MATA - Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi (kanan) mengusap air matanya usai mendengar puisi yang dibawakan disabilitas netra di Wonogiri, Najwa Aulia Ayu Solehah. Luthfi yang juga Bapak Disabilitas Jawa Tengah ini mengunjungi SLBN Wonogiri, Kamis (9/10/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOGIRI -  Sepotong pagi pada Kamis (9/10/2025), menjadi penggalan waktu yang susah dilupakan oleh Najwa Aulia Ayu Solehah.

Apa sebab? Siswi kelas 11 Sekolah Luar Biasa Negeri (SBLN) Wonogiri itu secara mengejutkan telah membuat seorang Ahmad Luthfi meneteskan bulir-bulir air matanya.

Momentum tersebut bermula saat Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang juga Bapak Disabilitas Jawa Tengah mengunjungi SLBN Wonogiri.

Baca juga: Hadir di Acara PWI, Ahmad Luthfi Singgung Pemerintahan Kolaboratif dengan Pers

Ia meninjau progres pembangunan gedung baru di sekolah tersebut yang ditergetkan selesai pada November 2025.

Menjelang akhir kunjungan, seorang peserta didik berjalan menghampiri Ahmad Luthfi dengan dipapah seorang guru.

Ya. peserta didik itu bernama Najwa.

"Perkenalkan nama saya Najwa Aulia Ayu Solehah."

"Saya akan membawakan puisi berjudul 'Rindu Cahaya'," ucapnya menyampaikan kepada  Ahmad Luthfi.

Puisi 'Rindu Cahaya' merupakan karya dari Najwa sendiri.

Najwa diketahui adalah penyintas disabilitas netra akibat sakit tumor otak yang diderita pada kelas 8.

Baca juga: Ahmad Luthfi: Kepala Daerah Punya Tanggung Jawab Moral soal MBG, Jangan Apatis!

Sejak saat itu, ia mencurahkan perasaannya dengan membuat puisi.

Siapa sangka, puisi dengan diksi sederhana nan bermakna yang ia bawakan itu mampu menyentuh relung kalbu Ahmad Luthfi,  bahkan sampai berkali-kali mengusap bulir-bulir air matanya. 

Air mata Luthfi menetes saat Najwa sampai pada pembacaan bait ini:

Sudah bertambah kah keriputmu / Ayah masihkah kau nampak gagah / Bahumu yang kekar di setiap langkah / Pejuang nafkah tak kenal lelah / Sudah kering kah luka yang dulu marah / Oh, cahaya / Sudikah engkau menghampiriku sebentar saja / Kupinjam sinarmu / Aku rindu wajah ayah ibuku / Tak peduli bagaimana rupaku

Suasana itu terus berkelibat sampai Najwa menuntaskan seluruh tubuh puisi karyanya itu.

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved