Berita Solo

Grebeg Mulud 2025 di Solo, Tak Pakai Lama Gunungan Ludes dalam 50 Detik Diserbu Warga

Saat membawa gunungan tersebut, para abdi dalem keraton membunyikan gamelan Jawa yang ditenteng.

TRIBUN JATENG/WAHYU ADIANTI WORO
GREBEG MAULID - Tampak gunungan ludes dalam waktu 50 detik. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SOLO-  Puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad  Keraton Solo, Jumat (5/9/2025), di akhiri dengan Grebeg Mulud.

Dalam Grebeg Mulud ini, Keraton Solo membuat 2 pasang gunungan yakni dua gunungan Kakung dan dua gunungan Estri.

Gunungan yaitu susunan aneka makanan dan sayuran yang dibentuk menyerupai gunung. Istilah gunungan berasal dari kata "gunung", yang menggambarkan bentuknya yang menjulang tinggi.

Gunungan tersebut diarak dari keraton menuju masjid Agung Surakarta.

Saat membawa gunungan tersebut, para abdi dalem keraton membunyikan gamelan Jawa yang ditenteng.

Selain itu, para abdi dalem juga membawa peti berisi makanan.

Sesampainya di Masjid Agung, gunungan tersebut didoakan lalu dibagikan kepada masyarakat.

Tradisi ini diyakini dapat mendatangkan keberkahan. 

Masyarakat percaya bahwa makanan dari gunungan dapat melancarkan rezeki dan membawa keberuntungan.

Baca juga: 32 Pasien Bibir Sumbing dan Langit-langit di Kebumen Ikuti Operasi Gratis

Saat prosesi doa, masyarakat yang sudah menunggu di halaman Masjid Agung langsung berdesakan mendekati gunungan.

Mereka berharap mendapat makanan dari  gunungan tersebut.

Tampak gunungan ludes dalam waktu 50 detik.

Diketahui, acara peringatan kelahiran Nabi Muhammad diawali dengan rangkaian acara Sekatenan yakni pasar malam di Alun-alun Keraton Solo sejak 9 Agustus hingga 9 September 2025.

Setelah sepekan acara sekatan, dua gamelan Sekaten dibunyikan di Bangsal Pagongan Masjid Agung Solo.

Puncak Grebeg Maulud ditandai dengan kirab dua gunungan dari Keraton Solo.

Isi Gunungan Kakung terdiri atas aneka sayuran seperti kacang panjang, telur, wortel, terung, cabai merah besar, mentimun, dan berbagai jenis sayuran lainnya.

Sementara Gunungan Estri berisi beras ketan yang diolah menjadi rengginang, serta berbagai macam kue tradisional seperti ilat-ilatan, entul-entul, dan kucu. (waw)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved