Berita Banyumas

LGBT di Banyumas Diduga Telah Menjalar ke Pelajar dan Pegawai Pemerintah, MUI Beri Perhatian Khusus

Kasus LGBT di Kota Satria mendapat sorotan MUI Banyumas. Pasalnya, LGBT ini telah merambah kalangan pelajar dan pegawai instansi pemerintahan.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/MUI BANYUMAS
LGBT BANYUMAS - Ketua Komisi Dakwah Ukhuwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Banyumas Mohamad Aminudin saat berada di kantornya, Senin (3/11/2025). Aminudin menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya kasus LGBT di Banyumas. 
Ringkasan Berita:
  • MUI Banyumas menyoroti kasus LGBT di Kota Satria.
  • Mereka melihat, fenomena ini diduga telah menjalar ke kalangan pelajar dan pegawai instansi pemerintahan.
  • MUI Banyumas mengajak tokoh agama memperbanyak dakwah soal bahaya perilaku LGBT serta instansi pemerintah dan lembaga pendidikan mengaktifkan kegiatan taklim.

 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Maraknya fenomena lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjadi perhatian serius Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas.

Yang memprihatinkan, kasus ini telah menjalar kepada pelajar.

Hal ini diungkapkan Ketua Komisi Dakwah Ukhuwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Banyumas Mohamad Aminudin saat menyampaikan program kerja komisinya dalam Musyawarah Kerja MUI Kabupaten Banyumas, baru-baru ini.

Menurut Aminudin, persoalan LGBT bukanlah hal baru di Banyumas

Bahkan, fenomena ini sudah pernah menjadi perhatian Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro sekitar setahun lalu.

"Saat itu tercatat ada sekitar 2.000 pelaku LGBT di Banyumas, dan jumlah sebenarnya bisa lebih besar karena banyak yang belum terdata."

"Terbanyak, berada di wilayah Purwokerto Selatan," katanya dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tribunbanyumas.com, Senin (3/11/2025). 

Baca juga: Detik-detik Jembatan Tayem Timur Ambruk, Akses Warga Ciampel ke Banyumas Lumpuh

Selain pelajar, fenomena LGBT diduga juga telah masuk ke instansi pemerintahan.

"Sudah bukan lagi dari kalangan dewasa." 

"Bahkan, tidak menutup kemungkinan, sudah masuk ke lingkungan, mohon maaf, institusi pemerintahan."

"Karena itu, MUI harus hadir menjadi garda terdepan dalam menyelesaikan persoalan umat," tegasnya.

Aminudin juga mengimbau para dai, mubalig, dan ustaz lebih aktif berdakwah mengenai bahaya perilaku LGBT, sekaligus memperkuat pemahaman moral dan agama di tengah masyarakat.

"Kami berharap, semua pihak, terutama instansi pemerintah dan lembaga pendidikan, dapat mengaktifkan kegiatan taklim seperti pengajian."

"Ini penting sebagai upaya memberikan pemahaman tentang nilai-nilai agama dan keimanan kepada masyarakat," katanya.

Lebih Banyak Dipengaruhi Lingkungan

Sementara itu, praktisi sosial dan dosen Sosiologi FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Dr Tri Wuryaningsih menilai, meningkatnya kasus LGBT tak lepas dari perubahan sosial dan budaya di era modern.

Menurutnya, masyarakat kini cenderung semakin permisif dan menganggap orientasi seksual sebagai urusan pribadi semata.

"Ketika orang menjadi tidak peduli, kelompok LGBT merasa mendapat ruang untuk berkembang." 

"Padahal, kelompok ini bisa membawa dampak serius, mulai dari penularan HIV/AIDS hingga kerusakan nilai sosial dan moral agama," ujar Tri Wuryaningsih.

Triwur, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa perilaku LGBT lebih banyak dipengaruhi lingkungan dan pergaulan, bukan faktor genetik.

"Biasanya, karena pengaruh lingkungan dan media sosial."

"Banyak juga yang terhubung lewat aplikasi pertemanan dengan orientasi yang sama."

"Jadi, orang ua harus lebih waspada mengawasi pergaulan anak-anaknya," ujarnya.

Baca juga: Siapa 2 Investor yang Ingin Kelola Kebondalem Purwokerto Banyumas? Dimungkinkan Ada Lapangan Padel

Triwur menegaskan, isu LGBT tidak bisa hanya dilihat dari kacamata hak asasi manusia (HAM) melainkan juga harus dikaitkan dengan aspek sosial, norma, dan agama.

"Membicarakan LGBT bukan semata soal hak individu tapi juga tentang tanggung jawab sosial dan nilai-nilai yang dijunjung di masyarakat kita," katanya.

Ia pun mendukung langkah MUI Banyumas untuk memperkuat peran dakwah dan edukasi dalam mencegah penyebaran perilaku LGBT.

"MUI perlu berkolaborasi dengan media massa untuk menyebarkan edukasi dan membangun kesadaran masyarakat akan bahaya fenomena ini," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved