Berita Banyumas

Sekolah Negeri di Banyumas Didorong Jadi Inklusi, Tak Boleh Tolak Anak Berkebutuhan Khusus

Pemkab Banyumas mendorong semua sekolah negeri menjadi inklusi. Mereka tak boleh menolak anak berkebutuhan khusus yang telah mendapat rekomendasi.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
GEBYAR INKLUSIF - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Ketua DPRD Banyumas Subagyo, dan Kepala Dindik Banyumas Joko Wiyono foto bersama anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam acara Gebyar Inklusif di Dinas Pendidikan Banyumas, Senin (15/9/2025). Pemkab Banyumas mendorong sekolah negeri menjadi sekolah inklusi, membuka ruang seluas-luasnya kepada siswa ABK. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten Banyumas menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan yang ramah bagi semua kalangan, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).

Melalui berbagai kegiatan dan kebijakan inklusif, Pemkab Banyumas mendorong seluruh sekolah negeri di bawah naungan Dinas Pendidikan (Dindik) membuka ruang seluas-luasnya kepada siswa ABK. 

Salah satu bentuk konkret komitmen itu ditunjuukkan dalam kegiatan rutin yang digelar baru-baru ini, dengan melibatkan ratusan siswa inklusif dari berbagai jenjang pendidikan.

Kepala Dindik Banyumas Joko Wiyono menyampaikan, sekolah negeri tidak diperbolehkan menolak anak-anak berkebutuhan khusus selama calon peserta didik tersebut mendapat rekomendasi dari psikolog.

"Gebyar inklusi ini adalah kegiatan rutin yang melibatkan siswa-siswa berkebutuhan khusus."

"Mereka diberi ruang menampilkan potensi diri, baik dari aspek psikomotor seperti modeling, maupun kognitif seperti menggambar."

"Ada juga sesi talkshow yang mendukung semangat inklusif ini," jelas Joko, Senin (15/9/2025). 

Baca juga: Video Ananda Rizki Wijaya, Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Menginspirasi dalam OSMB UT Purwokerto

Ia menambahkan, anak-anak dengan kebutuhan khusus kategori berat tetap akan diarahkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB). 

Namun, bagi yang masih memungkinkan untuk didampingi di sekolah umum, akan tetap diterima melalui sistem inklusi.

SMPN 5 Purwokerto dan SD Negeri 5 Arcawinangun menjadi conton sekolah inklusi.

Kedua sekolah itu menyelenggaran pendidikan inklusif. 

Bahkan, di SDN Arcawinangun 5, 65 persen siswa mereka merupakan anak-anak berkebutuhan khusus.

"Guru-gurunya sama seperti di sekolah lain tetapi mereka telah dibekali pelatihan khusus untuk menangani anak-anak inklusif," kata Joko.

Tercatat, ada 367 siswa berkebutuhan khusus yang saat ini terdaftar SMP negeri di Banyumas

Jumlah di tingkat SD kemungkinan lebih besar, mengingat karakteristik pendidikan dasar yang lebih terbuka terhadap pendidikan inklusi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved