Longsor Majenang
Kisah Kades Cibeunying Rela Tinggalkan Keluarga Demi Temani Warganya di Pengungsian
Tiga hari terakhir ini Lili ikut mengungsi dan hidup di barak pengungsian balai desa terpisah dari istri dan tiga anaknya.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
Lauknya apa saja ya sama. Saya tidak pernah makan di luar," tambahnya.
Tragedi longsor ini juga menyisakan duka yang sangat personal.
Sejumlah korban meninggal ternyata masih memiliki hubungan keluarga dengannya.
"Korban meninggal itu banyak saudara.
Yang atas nama Rusiyanto itu paman saya," ucapnya.
Kesibukan memimpin penanganan bencana bahkan membuatnya tak dapat menghadiri proses pemakaman keluarganya sendiri.
"Saya sebenarnya ingin melihat proses evakuasi warga, apalagi yang saudara.
Tapi karena harus ke sana-ke sini, sampai proses pemakaman pun saya tidak bisa hadir," tuturnya.
Selama dua hari pertama pascalongsor, Lili mengaku sulit tidur karena tekanan psikologis dan beban tanggung jawab sebagai kepala desa.
"Kalau kemarin-kemarin saya belum bisa tidur.
Alhamdulillah tadi malam baru bisa tidur," ujarnya.
Meski menjadi pengalaman pertamanya mengungsi, ia berharap bencana ini menjadi yang terakhir bagi warga Cibeunying.
"Saya belum pernah mengungsi. Ini baru pertama kali.
Rasanya ya sedih karena ini bencana pertama dan mudah-mudahan yang terakhir," tutupnya. (jti)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/Kades-cibeunying.jpg)