Berita Banyumas
Analisis Pakar Soal Longsor yang Rusak Puluhan Rumah di Sumpiuh Banyumas
Pergerakan tanah terjadi di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Rabu (12/11/2025) pagi.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
"Wilayah ini didominasi perbukitan dengan batuan yang menjadi bidang gelincir tanah.
Kalau daerah dengan kerentanan menengah diguyur hujan dengan intensitas tinggi, statusnya bisa naik jadi tinggi, bahkan sangat tinggi," jelas Mahendra.
Menurutnya, hujan dengan intensitas tinggi lebih dari dua jam, atau hujan sedang yang berlangsung lebih dari dua hari berturut-turut, harus menjadi alarm kewaspadaan bagi masyarakat.
"Hujan berkepanjangan akan membuat tanah jenuh air, meningkatkan beban, dan memicu pergerakan tanah," ujarnya.
Mahendra juga menyoroti perubahan fungsi lahan di kawasan perbukitan yang memperparah kerentanan bencana.
"Kawasan perbukitan yang sudah berubah fungsi jadi permukiman atau pertanian tanpa tanaman pengikat tanah jauh lebih rentan.
Vegetasi yang tidak cocok justru mempercepat risiko longsor," tegasnya.
Ia menyarankan warga di kawasan rawan untuk membentuk ronda tanggap bencana di tingkat desa atau dusun sebagai bentuk kesiagaan mandiri.
"Kalau bisa dibuat ronda kebencanaan di kampung-kampung rawan.
Deteksi dini dan respon cepat sangat penting karena pemicunya bisa datang sewaktu-waktu," ujarnya. (jti)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/longsor-desa-ketanda-banyumas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.