Purbalingga

Jalan Amblas Digerus Longsor, Ribuan Warga di Purbalingga Gotong Royong

Akses jalan yang amblas sepanjang 40 meter memaksa 3.500 warga di Kecamatan Rembang berjuang membuka jalur darurat agar tak terisolasi sepenuhnya.

BPBD PURBALINGGA
JALAN AMBLAS DI PANUSUPAN. Tim BPBD Purbalingga bersama Wakil Bupati Purbalingga dan jajaran Forkopimda meninjau lokasi jalan amblas di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Kamis (16/10/2025). Bencana ini memutus akses utama bagi ribuan warga dan memaksa dilakukannya penanganan darurat serta rencana relokasi jalan secara permanen. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Denyut nadi kehidupan lebih dari 3.500 jiwa di dua dusun di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, mendadak terganggu.

Jalan utama yang menjadi satu-satunya tumpuan mereka amblas dan terbelah, seolah ditelan bumi, setelah diguyur hujan deras pada Rabu (15/10/2025).

Pemandangan di Dusun Bojongsana kini begitu mencemaskan.

Baca juga: Pemandangan Mengerikan Longsor di Desa Panusupan Purbalingga, Tiga Dusun Terisolasi

Aspal jalan kabupaten itu rekah dan ambruk sepanjang lebih dari 40 meter dengan kedalaman mencapai 2,5 meter, memutus total akses ekonomi warga di Dusun Bojongsana dan Batur.

Tak tinggal diam, warga bersama aparat bahu-membahu berpacu dengan waktu, membuka jalur alternatif seadanya agar roda kehidupan tak berhenti berputar.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Prayitno, memastikan tim gabungan langsung bergerak cepat begitu laporan diterima.

“BPBD bersama DPUPR dan Pemerintah Desa Panusupan langsung melakukan asesmen di lapangan. Hari ini kami juga melakukan kerja bakti bersama warga untuk membuat jalan darurat agar bisa dilalui kendaraan roda dua,” jelas Prayitno, Kamis (16/10/2025).

Kerja Cepat

Upaya gotong royong warga, BPBD, TNI, dan Polri berhasil membuka jalur darurat dari tumpukan batu.

Meski hanya bisa dilalui sepeda motor, jalur ini menjadi harapan sementara bagi 1.162 kepala keluarga yang terdampak.

Sembari memasang rambu-rambu peringatan, BPBD merencanakan kerja bakti lanjutan yang akan melibatkan sekitar 200 orang selama lima hari ke depan.

Untuk menstabilkan kondisi tanah yang rapuh, penanganan darurat yang lebih teknis juga disiapkan.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) akan mengirimkan puluhan bronjong untuk menahan tebing yang longsor.

“Bronjong akan dipasang di lokasi amblasan untuk menahan pergerakan tanah dan menstabilkan badan jalan.

Mobilisasi bronjong juga akan dibantu oleh BPBD,” tambah Prayitno.

Relokasi Permanen

Melihat tingkat kerusakan yang parah, solusi tambal sulam dinilai tidak akan efektif.

Pemerintah telah menyiapkan rencana jangka panjang untuk memindahkan jalur jalan tersebut secara permanen ke lokasi yang lebih aman.

Proyek relokasi ini akan diusulkan pada tahun 2026 dengan perkiraan anggaran yang tidak sedikit, mencapai Rp600 juta.

“Penanganan darurat kami lakukan segera agar mobilitas masyarakat bisa kembali lancar. Untuk jangka panjang, akses jalan akan digeser dan diperkuat bronjong serta saluran drainase agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.

Hingga Kamis sore, semangat kebersamaan masih terasa di lokasi.

Warga dan tim gabungan terus bekerja di bawah pengawasan BPBD.

Semua pihak berharap denyut nadi ekonomi dan sosial warga bisa segera pulih sepenuhnya.

“Koordinasi dengan Forkopimda dan pemerintah desa terus berjalan. Kami berupaya agar akses masyarakat bisa segera pulih,” tutupnya.

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved