Kebumen Berdaya

Plesir ke Desa Wisata Gerabah Kebumen, Ada Museum Unik

pendirian desa wisata di Desa Pejagatan ini bermula dari upaya untuk mengembangkan pelaku usaha utamanya pengrajin gerabah

Penulis: Agus Iswadi | Editor: khoirul muzaki
Agus Iswadi
DESA WISATA. Pengelola menunjukkan koleksi di museum gerabah Desa Pejagatan Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen, Minggu (5/10/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN - Desa wisata sentra kerajinan gerabah di Desa Pejagatan Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen masih eksis selama hampir satu dekade sejak dirintis pada 2016 lalu.

Desa wisata yang menawarkan wisata edukasi tersebut telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari pemda sebagai desa wisata pada 2019.

Desa Pejagatan merupakan salah satu desa sentra penghasilan gerabah di Kabupaten Kebumen. Ketika melintasi perkampungan, pengunjung akan disuguhi pemandangan gerabah mulai dari  layah, kendil yang dijemur di depan rumah warga.

Pengurus Pokdarwis sekaligus pegiat wisata, Novi Ikawati menyampaikan, pendirian desa wisata di Desa Pejagatan ini bermula dari upaya untuk mengembangkan pelaku usaha utamanya pengrajin gerabah supaya lebih dikenal masyarakat luas.

"Kalau gerabah hanya dijadikan ikon kearfian lokal kan itu-itu saja. Tapi ketika ada pengembangan berupa edukasi wisata itu jadi salah satu strategi pengembangan supaya semakin berkembang," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (5/10/2025).

Dengan adanya wisata edukasi diharapkan dapat berdampak terhadap pemberdayaan masyarakat serta perekonomian lokal. Dia menuturkan, tercatat ada 60 hingga 70 pengrajin gerabah di Desa Pejagatan.

Mereka menghasilkan kerajinan yang berbeda-beda dan telah memiliki pasar tersendiri. Mulai dari kerajinan cobek, kendil, padasan, jembangan dan lainnya.

"Konsep wisata yang ditawarkan lebih ke edukasi. Pertama pengunjung diajak ke museum gerabah, ada edukasi gerabah, membuat gerabah serta lukis gerabah," terangnya.

Baca juga: Industri Wisata Wonosobo Masih Bergeliat, Penetapan Geopark Dieng Ikut Mendongkrak

Dalam rangka menambah daya tarik, lanjutnya, ada pula paket wisata lain kolaborasi dengan pihak swasta seperti susur sungai serta bermain di Taman Da Grasses. Menurutnya, kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Pejagatan mayoritas berasal dari rombongan.

Dengan diakuinya Geopark Kebumen sebagai UNESCO Global Geopark turut menambah jumlah kunjungan wisatawan. Selain turis lokal, lanjutnya, ada juga turis mancanegara yang berkunjung ke Desa Wisata Pejagatan.

"Tahun kemarin ada 1.200-an pengunjung," ungkapnya.

Dia menjelaskan, desa wisata yang dikelolanya masih dapat eksis hingga saat ini tentu tidak lepas dari sumber daya manusia atau pegiat wisata yang kompak dan solid serta dukungan dari seluruh elemen kelembagaan dari tingkat desa sampai tingkat kecamatan.

Pihaknya tidak memungkiri membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk pengembangan desa wisata.

Beberapa waktu lalu pihaknya telah menggelar konser mini di atas panggung bambu yang berlokasi di tepi sungai untuk menambah semarak di desa wisata.

Menurutnya butuh inovasi supaya desa bisa tetap eksis. Lanjut Novi, pihaknya berharap dapat memiliki dermaga apung sehingga nantinya dapat digunakan untuk kegiatan di tepi sungai dalam rangka menggeliatkan desa wisata di Pejagatan.

Selain itu Novi berharap kedepannya bisa mendirikan museum sendiri mengingat museum yang kini ada masih menyewa lahan milik pihak ketiga. Di sisi lain dia juga berharap kedepannya ada dukungan dana untuk dapat menggelar kegiatan-kegiatan yang produktif terkait pemberdayaan masyarakat.

Lebih dari itu, pegiat wisata itu berharap juga kedepannya desa wisata di Kabupaten Kebumen dapat terkoneksi satu dengan lainnya.

"Harapannya desa-desa wisata di Kabupaten Kebumen saling terkoneksi ketika ada paket wisata bisa berkolaborasi dengan desa wisata lain bukan hanya desa wisata mandiri yang berdiri sendiri," ungkap Novi.

Sementara itu Kabid Pengembangan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen, Herlina Januarita mengatakan, sesuai visi misi gubernur bahwa ditargetkan ada 1.000 desa wisata di Jateng tahun ini.

Pihaknya terus mendorong desa-desa yang memiliki potensi dapat menjadi desa wisata.

"Kita saat ini ada 31 desa wisata yang telah memiliki SK. Tapi untuk beberapa desa ada kegiatan desa wisata tapi belum mencanangkan sebagai desa wisata," ungkapnya.

Pihaknya berupaya mendukung terkait geliat desa wisata dengan memberikan pembinaan dan pelatihan seperti yang belum lama ini digelar yakni pelatihan promosi digital.

Dia menjelaskan, memang dukungan anggaran ke desa wisata dari pemda belum ada. Akan tetapi ada dukungan bantuan keuangan dari pemerintah provinsi untuk desa-desa wisata yang telah memiliki SK desa wisata. (Ais).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved