Aris mengatakan moda angkutan sampah dalam bentuk motor roda tiga
diakuinya menjadi andalan operasional TPST Sumpiuh saat ini. TPST bergerak salah satunya berkat topangan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga.
Baca juga: Belanja Pegawai Sudah 39 Persen, Ini Konsekuensi Jika Pemkab Purbalingga Angkat PPPK Besar-besaran
Dipilihnya TPST Sumpiuh sebagai lokasi program CSR bukannya tanpa alasan. Sumpiuh dilintasi jaringan pipa Pertamina. Perusahaan plat merah itu sedang menunjukkan tanggung jawab sosial dan kompensasi kepada masyarakat yang berada di jalur operasionalnya.
Peran satu unit mobil pick-up Carry dan tiga unit motor roda tiga (Tosa) bantuan tersebut sangatlah vital dan begitu berdampak bagi lancarnya operasional TPST Sumpiuh.
Mengingat ata-rata sampah yang masuk ke hanggar mencapai 30–35 meter kubik per hari. Sementara yang dapat terproses langsung sekitar 25 meter kubik yang bisa diolah setiap harinya.
Dengan lancarnya operasional, sebanyak 33 orang pekerja yang berjibaku selalu berharap ada kesejahteraan ekonomi yang meningkat. Meskipun kenakaikan upahnya tidak seberapa.
Upah yang diterima pekerja memang belum menyentuh angka Upah Minimum Kabupaten (UMK) Banyumas. Namun, operasional hanggar TPST terus berjalan lancar sudah membuat pekerjanya senang.
Dan ternyata pekerja tahun ini dapat kabar baik karena ada rencana kenaikan upah.
"Yang penting kita bersama menjalankan operasional lancar dengan dukungan berbagai pihak termasuk swasta.
Alhamdulillah, pekerja perempuan yang sebelumnya digaji Rp1,1 juta insyallah naik jadi Rp1.3 juta dan pekerja laki-laki yang mulanya Rp1,4 juta menjadi Rp1.6 juta," katanya.
Aris mengatakan upah memang tidak seberapa, tapi topangan bagi KSM berupa bantuan mesin dan armada pendukung dari CSR Pertamina membuat operasional TPST Sumpiuh lancar dan dapat melayani masyarakat dan pelanggan.
Area Manager Communication, Relations, dan Corporate Social Responsibility Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan mengatakan program bantuan armada tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap kelompok masyarakat.
Apalagi TPST Sumpiuh menjadi salah satu contoh nyata dari keberhasilan pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat.
Sinergi antara semangat warga dan dukungan korporasi menurutnya mampu menciptakan dampak positif secara ekonomi dan lingkungan.
"Kami berharap TPST Sumpiuh dapat menjadi role model pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat. Mampu memberikan kontribusi nyata terhadap kebersihan lingkungan, pemanfaatan sampah, dan peningkatan kesejahteraan warga sekitar," ujarnya.
Taufiq menjelaskan program CSR yang dijalankan bersama KSM merupakan wujud dari penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) yang dijalankan Pertamina.