Berita Banyumas

Srikandi Sampah Sumpiuh: Kisah Perempuan Pemilah dan "Pasukan Tempur" di Timur Banyumas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMILAH SAMPAH - Sejumlah perempuan pemilah sampah saat sedang sibuk memilah aneka sampah di mesin conveyor yang berjalan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Sabtu (23/8/2025). TPST Sumpiuh Banyumas berlokasi di Jalan Karet, Kelurahan Kradenan telah menjadi penggerak utama pengelolaan sampah di wilayah timur kabupaten.


Di TPST Sumpiuh, perempuannya bekerja di bagian mesin konveyor. Sedangkan laki-lakinya mengangkut sampah, mengoperasikan mesin pirolisis, mengolah bubur sampah, hingga mengurus maggot larva lalat tentara hitam yang digunakan sebagai agen pengurai sampah organik.


Tak hanya memilah, Suyati kadang beradu argumen dengan tetangga lingkungan rumahnya tentang pentingnya memilah sampah di rumahnya. Ia menyayangkan masih rendah kesadaran masyarakat soal pengelolaan sampah. 


TPST Sumpiuh Banyumas berlokasi di Jalan Karet, Kelurahan Kradenan, Kecamatan Sumpiuh telah menjadi nafas dan penggerak utama pengelolaan sampah di wilayah timur kabupaten. Dibalik kerja keras Suyati dan kawan-kawan, ada sistem yang menopang sekaligus membantu kerja mereka.


Suyati dan kawan-kawannya menyebut armada motor roda tiga berwarna hitam sebagai "Pasukan Tempur" yang menopang kerja mereka di lapangan. Armada-armada inilah yang setiap hari bertemu langsung dengan para pelanggan.


Jumlah armada tempur pengangkut sampah di TPST Sumpiuh total ada 8 unit, terdiri dari 3 unit roda tiga warna hitam, 1 mobil carry, sementara sisanya ada roda tiga warna hijau milik plat merah. 


Lalu-lalang 'pasukan tempur' motor roda tiga telah membawa setumpuk sampah dan bersiap ditumpahkan ke mesin conveyor. 


Sampah yang datang dari pelanggan dipilah secara manual oleh para pekerja. Barang bernilai ekonomis seperti botol, kardus, plastik bening, dan rongsokan dipisahkan begitu telaten dan teliti. 


Sisa-sisanya masuk ke mesin hybrid pirolisis, yang akan menghasilkan bubur sampah dan Refuse Derived Fuel (RDF), bahan bakar alternatif yang punya nilai guna.


Sambil menyeka keringat dan memakai kembali masker, Suyati memusatkan pandangannya ke sampah yang terus melaju di mesin conveyor. Ia memilah sampah yang sudah ditumpahkan. 


"Sudah 3 tahun ini sejak 2022, pengangkutan sampah kita mengandalkan motor roda 3 warna hitam, sama ada mobil carry, kalau yang ijo masih tapi ada yang sudah rusak. 


Armada motor roda tiga warna hitam inilah yang hilir mudik menjemput sampah di wilayah Sumpiuh dan sekitarnya," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (23/8/2025).


Berdiri sejak 2019, TPST Sumpiuh menjadi salah satu dari lima TPST rintisan pertama yang didirikan Pemkab Banyumas. 


"Sudah hampir satu tahun lebih kita tidak ada dump truck. Dulu dump truck satu untuk angkut-angkut sampah yang volumenya besar misal di pasar. 


Tapi sekarang mengandalkan armada roda 3 warna hitam bantuan Pertamina," ujar Ketua TPST Sumpiuh, Aris Widarto (54), yang juga memimpin Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sumpiuh.


Dumptruck bantuan pemerintah daerah itu, kondisinya sudah tidak layak pakai.

Halaman
1234

Berita Terkini