Di forum inilah NU dan FKDT menyuarakan penolakan keras mereka secara langsung.
Ahmad Mansur dari FKDT juga membeberkan data yang sangat mengkhawatirkan.
Saat ini, tercatat ada sebanyak 688 madrasah diniyah yang tersebar di seluruh Wonosobo.
Jumlah santri atau siswanya mencapai sekitar 20 ribu anak.
Semua santri ini akan terdampak secara langsung jika jadwal mengaji mereka terganggu.
“Sebetulnya yang paling dirugikan itu TPQ, karena masuknya awal," imbuhnya.
Ia juga memberikan sebuah argumen hukum yang kuat.
Ia menegaskan bahwa sekolah lima hari bukanlah sebuah kewajiban nasional.
Ini hanyalah sebuah opsi atau pilihan bagi daerah.
Oleh karena itu, penerapannya harus mempertimbangkan kearifan lokal yang ada.
Pihaknya pun meminta agar Pemerintah Daerah Wonosobo tidak memaksakan kebijakan ini.