TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Empat tahun sejak peletakan batu pertama, 7 Mei 2021, pembangunan Masjid Seribu Bulan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, belum menunjukkan progres signifikan.
Kelanjutan proyek yang sempat digadang-gadang menjadi ikon baru Banyumas ini masih menunggu kejelasan bantuan dari pemerintah pusat.
Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengungkapkan, hingga awal Agustus 2025, pemerintah daerah masih menanti realisasi dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Janji bantuan itu sebelumnya disampaikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo saat kunjungan ke Banyumas, Januari 2025 lalu.
"Karena adanya efisiensi anggaran di tingkat pusat, sampai saat ini, bantuan tersebut belum bisa turun," kata Sadewo kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (5/8/2025).
Meski demikian, ia menegaskan, Pemkab Banyumas tetap berkomitmen melanjutkan pembangunan masjid secara bertahap menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Baca juga: Pengumpulan Donasi untuk Masjid Seribu Bulan Purwokerto Selesai, Kapan Pembangunan Dimulai Lagi?
Tahun ini, pemkab berencana membangun tembok keliling masjid menggunakan dana APBD, bukan dana donasi.
Dana dari masyarakat akan digunakan nanti, apabila bangunan utama sudah siap.
Langkah terbuka ini, baik dari pengurus yayasan maupun pemkab, dinilai sebagai bentuk tanggung jawab merespons kekhawatiran publik soal transparansi pengelolaan dana infak.
Dengan rencana pembangunan bertahap dan komitmen tidak sembarangan menggunakan donasi, Pemkab Banyumas berharap kepercayaan masyarakat tetap terjaga.
Sejarah Pembangunan
Masjid Seribu Bulan pertama kali digagas Bupati Banyumas saat itu, Achmad Husein, pada pertengahan 2020.
Ia menginginkan adanya Masjid Agung baru yang berstatus sebagai aset milik pemerintah daerah, mengingat, Masjid Agung lama di pusat kota merupakan milik yayasan takmir.
Untuk mewujudkan impian itu, Husein menggandeng Gubernur Jawa Barat saat itu, Ridwan Kamil, yang juga arsitek, untuk mendesain masjid raya.
Maka, lahirlah konsep simbolik "Seribu Bulan Sabit", terinspirasi dari malam Lailatul Qadar atau malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Bentuk bulan sabit menjadi lengkungan utama desain, menciptakan nuansa spiritual yang modern.